Sinopsis Police Unit 38 Episode 1 Part 1

Sinopsis Police Unit 38 Episode 1 Part 1

Sinopsis Ringkas:
Drama Korea Police Unit 38 bercerita tentang isi dari Pasal 38 yang berkaitan dengan pembayaran pajak, satuan polisi khusus ini menggunakan taktik penjahat itu sendiri dengan penipuan dan kebohongan untuk menangkap kecurangan pajak.

Pemeran Utama :

Ma Dong Suk sebagai Baek Sung Il
Seo In Gook sebagai Yang Jung Do
Choi Soo Young sebagai Chun Sung Hee

Cerita diawali dengan Baek Sung Il yang terlihat berlari-lari sekuat tenaga, ia begitu tergesa-gesa sepertinya sedang mencari seseorang.


Sambil berlari Sung il memikirkan pertemuannya dengan Min Sik sebelumnya, terlihat mereka berdua sedang bicara serius mengenai sesuatu.


"Sung Il. Apa perbuatan kita keliru? Kita berbuat apa? Aku cuma ingin kerja. cuma itu!" tanyanya kepada Sung Il, namun Sung Il terlihat terdiam menatap Min Sik.

"Tetap saja, ini sungguh... " Jawab Sung Il yang tidak tahu harus seperti apa menjelaskan agar Min Sik tenang.


"Bantu aku kali ini saja. Kita di jalan benar" jelas Min Sik kepada Sung Il

"Min Sik, kurasa.. Itu pengabdian bagi kita. Kita PNS." jawab Sung Il

"Kau bodoh. kau pikir menaati hukum akan menyelesaikan masalah? Janganlah menghindar. Kita butuh pesongon kita" Terang Min Sik yang putus asa.


Sung Il terus berlari, ia takut Min Sik melakukan hal yang tidak diinginkan. Hingga ia sampai di sebuah gedung kantor, ia terlihat menaiki tangga sepertinya ia menuju balkon atas gedung tersebut. Tetapi Min Sik tidak ada.


Kemudian ia sampai di sebuah parkiran, ia panik, ia melihat sekeliling. Tiba-tiba terlihat mobil putih di ujung sana, ia berlari menuju mobil tersebut sepertinya ia mengenali mobil tersebut. Hal yang tidak ia inginkan pun terjadi, ia mendapati Min Sik ada di dalam mobil dalam kondisi yang tidak sadarkan diri. Mobil Min Sik di penuhi asap yang mengepul, mungkin kah Min Sik mencoba untuk bunuh diri?


"Min Sik. Kau disitu? Min Sik! Min Sik! Sadarlah! Min Sik! Sialan !" Teriak Sung Il kesal

Sung Il memanggil-manggil dan menggedor pintu mobil  tetapi tidak ada respon dari Min Sik, ia melihat sekeliling tidak ada satu orang pun yang dapat membantunya. Jalan terakhir ia mencoba memecahkan kaca mobil dengan kepalannya. Cerita antara Sung Il dan Min Sik berakhir disini, tidak tahu pasti apa yang terjadi dengan Min Sik selanjutnya. Lalu ceritanya Sung Il berlanjut ke 6 tahun kemudian.

6 Tahun Kemudian


Bertempat di sebuah kantor pajak, terlihat kesibukan kantor dipagi hari. Beberapa tim memulai paginya dengan rapat, membicarakan para penghindar pajak.

(Percakapan karyawan saat rapat)

"Ya, bagus. Bagaimana lainnya?" "Apakah Anda mengajukan permohonan untuk larangan keberangkatan??" tanya salah satu karyawan

"Akan kuurus secepatnya" jawab yang lainnya

"Banyak masalah di sekitar Yongsan, apakah Pajak?" Apakah dia mengulur-ulur waktu lagi? tanya karyawan kepada ketua timnya sambil melihat kepala divisi.

"Tidak, kepala divi sangatlah sibuk sekarang. Perhatikan dia. Dia sungguh sibuk sekarang " jawab ketua tim


Disini agak lucu, kepala divisi memang terlihat sibuk tetapi sibuk main game. ahaha kasus nih pak kepala divisi, tim lagi sibuk-sibuknya dia malah main game.


Lanjut ke tim Baek Sung Il yang pagi-pagi juga disibukkan dengan masalah perpajakan, tim Baek Sung Il adalah tim yang bertugas menyita barang para penghindar pajak. Mereka terjun langsung ke tempat para penghindar pajak. Di saat itu tampaknya Chun Sung Hee sedang menerima telfon dari seseorang.

"Pada bulan April? Ya, masalah perjanjian? Adanya perjanjian kebangkrutan tidak berarti pajakmu berkurang. Ya. Di sini semuanya terkomputerisasi. Kau diwajibkan membayar pajak oleh hukum, jadi kami tak bisa........." Jawab Sung Hee

Tiba-tiba Sung Hee terdiam, kemudian ia mengalihkan pandangannya ke Baek Sung Il.

"Ketua tim." Panggil Sung Hee
"Nampaknya kita terpaksa menggeledah rumah.  Ketua tim." Jelas Sung Hee

Tetapi Sung Il tidak mendengar panggilan dari Sung Hee karena ia mendengarkan sesuatu menggunakan headset.


(Suara panduan belajar)
"Dalam seri ini, kita melihat keterampilan yang Anda butuhkan. Menulis akademis formal Inggris. Dan Anda akan memiliki kesempatan untuk mendengarkan."

Terlihat Sung Il lagi fokus banget sambil corat-coret bukunya, sehingga ia tidak mendengar Sung Hee memanggilnya.


"Apa?  Kau bilang apa?" Apa? tanya Sung Il penasaran.

" Saya katakan tentang Ms Kim Eun Suk. Sepertinya kita harus mencari rumahnya." Jelas Sung Hee.

"Oke. Maksudmu sekarang? Jam berapa sekarang?" tanyanya lagi sambil melihat jam tangannya.

" Baik, Kalau begitu... Semuanya, Bersiaplah berangkat." perintah Sung Il.

" Ya, ketua tim. Kami hubungi segera." jawab anggota tim.

" Aku begitu terfokus pada pelajaran bahasa Inggris saya." jelas Sung Il sambil bersiap pergi.


Sesampainya di tempat tujuan.

"Kami dari Balai Kota. Apa Tuan Cho Bong Gi ada?" Tanya Sung Il kepada beberapa orang di tempat itu.

Tiba-tiba seseorang keluar dan  berteriak dari sebuah ruangan bagian atas tempat itu.

"Dengar! aku punya uang! Lakukan semau kalian!" teriaknya marah.

Karena suasananya tidak bisa dikontrol dan para karyawan membuat pergerakan ingin menghalangi kerja tim Sung Il. Sung Il membiarkan Sung Hee untuk mendatangi Tuan Cho Bong Gi.


"Sung Hee, kita bergerak cepat." Perintah Sung Il

"Ya pak." Jawab Sung meng-iya kan

Sedangkan Sung Il dan dua rekannya lagi menghalau karyawan yang ingin menghalangi Sung Hee mendatangi Tuan Cho Bong Gi.

"Anda Tuan Cho Bong Gi, kan? Kami kemari sebab tunggakan pajakmu." Ucap Sung Hee

"Pergi. Pergilah! Anda tidak bisa datang ke sini." bentak Cho Bong Gi

"Kita berbincang di kantormu" Pinta Sung Hee

"Apa yang harus dibicarakan?" Tanya Cho Bong Gi kesal
Di lain sisi, Sung Il dan dua rekannya masih menghalau karyawan tadi.

"Tolong jangan berbuat begitu. Tolong minggir. Semuanya, minggir. Ayo terobos!" Ucap Sung Il yang tidak bisa lagi menahan emosinya.

Selesainya dari situ, kini dibahas bagaimana kehidupan Sung Il tiap harinya.


mulai dari ia bangun tidur, sikat gigi, sarapan, berangkat kerja menggunakan KTX, dan mendatangi tempat para penghindar pajak. begitulah setiap harinya.


"Sup ini lezat. Sampai jumpa." Pamit Sung Il kepada keluarganya.

"Semoga beruntung." kata ibunya.

Setiap pagi hanya kata-kata itu yang terulang.


Suatu hari tim Baek Sung Il mendatangi rumah seorang penghindar pajak, akan tetapi mereka tidak diterima dengan baik, malahan mereka diusir dari rumah. Tidak hanya itu, mereka semua di semprot menggunakan APAR sehingga tubuh mereka dipenuhi bubuk putih.


Hari-hari tim Baek Sung Il sangat lah berat sebagai tim penyita barang, kejar-kejaran kayak kucing dan tikus, tidak diterima dengan baik, kena pukulan dan gigitan dari penghindar pajak yang marah dan tidak suka barangnya disita, kena hukuman dari atasan karena tidak sengaja melukai seorang penghindar pajak. Walaupun begitu mereka tak pernah menyerah, mereka melakukan kegiatan itu setiap harinya. Disela kesibukan itu mereka masih bisa ketawa-ketiwi karena mengingat kejadia-kejadian yang mereka lalui bersama.


Malam pun datang, hari yang melelahkan berakhir, waktunya Sung Il pulang. Tak lupa ia mampir ke toko buah dipinggiran jalan, ia terlihat sedang membeli sekantong buah jeruk.


Sesampainya di rumah, rumah sudah dalam keadaan sepi dan gelap karena lampu sudah di matikan. Sung Il masuk ke kamar ibunya, ia menaruh empat buah jeruk di atas meja rias dekat kasur dan merapikan selimut ibunya. kemudian ia ke kamar anaknya, ia melepaskan headset dari telinga anakanya dan membelai lembut kepala anaknya. Sung Il menuju ruang tamu, ia menatap diam istrinya yang tertidur di sofa. Ia mengambil selimut, dan menutupi tubuh istrinya agar hangat. hmm.. saya rasa, Sung Il merasa sedih karena membuat istrinya menunggu sampai tertidur di sofa seperti itu.


Paginya Sung Il langsung mengahadap Ketua Ahn di kantornya, terlihat dua jajangmyun terletak di meja.

"Mengenang saat-saat terakhir... Kurasa sebaiknya aku... Makan Jajangmyeon denganmu, ini...Silakan makan." Ucap ketua Ahn sambil menyodorkan segelas air putih

"Oh. Terima kasih" Jawab Sung Il sambil menerima segelas air putih itu.

Sambil menuangkan saos jajangmyun, ketua Ahn mulai membuka pembicaraan.

"Mereka diperiksa kemarin. Bangsat-bangsat di Yeouido sungguh menggangguku. Mereka penasaran kenapa jumlah tunggakan tak turun. Pak Baek... Berapa target pajak kota kita tahun ini?" Tanya ketua Ahn sinis.

"182,5 juta dolar." Jawab Sung Il tertunduk

"Sekarang berapa?" tanya ketua Ahn lagi

"Kami...Aku minta maaf." Jawab Sung Il ragu

"Kenapa wajahmu begitu? Apa aku menekanmu?" tanya ketua Ahn ketus

"Tidak, tidak. Bukan begitu. Kebanyakan orang bilang aku nampak marah... Bahkan saat aku melamun." Jawab Sung Il hati-hati

"182,5 juta dolar. Andai kantor cabang mengurus 100 juta dolar, Masih kurang 82,5 juta dolar. Kita punya 3 divisi, jika kita bagi 3 jumlahnya, Tiap divisi mestinya 27,5 juta dolar. Jumlah total pajak... Dari divisimu sampai pertengahan 2016.. 7,5 juta dolar. Masih kurang 20 juta dolar. Kau mau bagaimana? Aku tanya padamu sekarang." Jelas ketua Ahn

"Baik... Aku akan berusaha lebih keras." Tegas Sung Il

"Harus. Kau harus kerja lebih keras. Habiskan." kata ketua Ahn

Kemudia Sung Il menyantap jajangmyunnya dengan lahap, selagi Sung Il menyantap ketua Ahn menatapnya dengan sinis dan menyeringai.

"Aku tak habis pikir kau masih bisa makan sekarang." Ucap ketua Ahn

Sumpah yah ketua Ahn nih bener-bener ngeselin banget, coba biarin kek makan dulu. Kalau seperti itu orang yah gak enak makan. -__-

"Mungkin... Sebaiknya aku makan... Setelah memenuhi targetku.." kata Sung Il yang merasa tidak enak

"Kenapa tak kau habiskan dulu?" tanya ketua Ahn

"Tidak, aku mesti mendahulukan pekerjaanku." Jawab Sung Il sambil pamit keluar ruangan.


Ketika Sung Il sudah berada di luar ruangan ketua Ahn, terdengar kegaduhan. Beberapa petinggi di kantor tersebut wara-wiri dan berbicara di telfon dengan nada marah dan panik. Walau merasa penasaran dengan apa yang terjadi, Sung Il meninggalkan dan kembali ke mejanya. Kemudian ia terdiam seperti memikirkan sesuatu.


"Sung Hee. Siapa penunggak pajak terbesar.. dalam daftar?" tanya Sung Il kepada Sung Hee.

"ya. Namanya Ma Jin Seok. 520.000 dolar pajak daerah dan 5,25 juta dolar Pajak nasional.. Dia masuk blacklist." Jawab Sung Hee

"Kita mengumunkan namanya setelah rapat. Kita juga memblokir visa dan kartu kreditnya. Tapi dia tak tak menyerah." Ucap salah satu rekan tim Sung Il.

"Alamat-nya, Cheorwon, Propinsi Gangwon. Di sana alamat palsu, kan? Di mana dia tinggal?" tanya Sung Il

"Dia tinggal di Apartemen Premium di Chungsam-dong. Nilai pasarnya sekitar 15 juta dolar." Jawab Sung Hee

"Oke. Saya pikir... Kita harus pergi dan mencari rumahnya hari ini. Mari bersiap-siap dan pergi." Perintah Sung Il

"Ya, Pak" Jawab anggota tim serempak.

"Sung Hee, bawa dokumennya." Pinta Sung Il

Ketika Sung Il bersiap pergi, tiba-tiba kepala divisi berbisik memanggil Sung Il.

"Sung Il." panggil Pak Kang

"Ya? Mengapa? Apa yang salah? Apa itu?" tanya Sung Il penasaran.

"Apakah Anda memiliki 5.000 dolar?" tanya Pak Kang

"Saya tidak punya uang sebanyak itu. Mengapa? Mengapa Anda perlu uang itu?" tanya Sung Il

"Saya mendapat scammed. Bukan hanya aku. Pak Yoon, Pak Han... Dan Pak Cho. Kita semua kena tipu." Jelas Kang.

* (Scammed : bisa dikategorikan sebagai penipuan, yang umumnya berkedok berupa hadiah uang, maupun investasi)

Usut punya usut ternyata kegaduhan yang terjadi pada petinggi di kantor akibat mereka tertipu oleh seseorang yang menjanjikan uang ataupun investasi.

"Itulah sebabnya mereka membuat keributan. Bagaimana hal itu terjadi?" Tanya Sung Il

"Apa yang akan saya lakukan? Istri saya akan membunuh saya." Ucap Kang sedih

"Bagaimana bisa Anda tertipu? Aku tidak percaya ini." Kata Sung Il tidak percaya

"Kau takkan mengerti sampai kau mengalaminya sendiri. Kau takkan sadar itu terjadi. Cara bicaranya sopan. Aku tak bisa berbuat apa-apa." Ungkap Pak Kang


Di scene ini perdana Yang Jung Do tampil, walau hanya hidung dan bibir saja yang terlihat. Siapa sih yang nggak tahu kalau itu Yang Jung Do ( Seo In Guk) hihihi

"Itu mustahil. Aku harus berangkat. Nanti aku ngobrol denganmu. Jangan khawatir tentang istrimu. Dia takkan membunuhmu. Kau suaminya. Aku akan melihat Anda ketika aku kembali." Ucap Sung Il menenangkan Pak Hwang.

Sambil berjalan menuju pintu keluar, Sung Il berpapasan dengan seseorang di loby kantor. Entah kenapa ada perasaan aneh melihat scene ini, apakah Sung Il punya hubungan dengan seseorang ini??


"Saya pikir kita harus buru-buru." kata Sung Hee

"Oke. Ayo pergi." Jawab Sung Il

Diperjalanan menuju lokasi, tim Sung Il membicarakan kejadian yang menimpa Pak Hwang, Pak Yoon, Pak Han dan Pak Cho. Mereka terkejut kenapa semuanya bisa kena tipu. Padahal menurut mereka bapak-bapak tersebut bukanlah orang yang mudah ditipu, apalagi kesehariannya selalu mencurigai orang-orang.

"Bagaimana bisa? Mereka bisa tertipu?" Tanya salah satu rekan Sung Il tak percaya

"Mereka kena tipu sebab mereka terlalu naif dan bodoh." Jawab Sung Il

"Perlu ditipu sesekali. Ini menyadarkanmu posisimu. Begitulah bagiku." Ucap Sung Hee tiba-tiba

Setelah mendengar ucapan Sung Hee yang mengejutkan, rekan-rekannya & Sung Il sejenak terdiam, saling tatap-tatapan yang gak percaya Sung Hee bisa ngomong gitu.


Kembali di kantor, kantor terlihat sepi. Seorang karyawan tengah mencari tim Sung Il, ia bertanya kepada karyawati yang tinggal sendirian di kantor.

"Kemana lainnya?" Tanyanya

"Tim kami pergi menemui penunggak pajak.. Divisi 3 menggeledah sebuah rumah." Jawabnya

"Pergi ke rumahnya siapa? Kenapa semuanya? Tanyanya lagi.

"Saya tidak yakin tentang namanya. Yang kutahu... Mereka pergi pada penunggak terbesar." Jawabnya lagi

Bapak tersebut terlihat khawatir setelah mengetahui semua tim pergi untuk memburu penunggak pajak terbesar.

Di lain tempat, terlihat seorang pria berjas rapi ditemani beberapa ajudan dan sopir. perjalanannya ke mobil ia menerima sebuah panggilan telfon dari seseorang.

"Hello, Pak Jung. Saya katakan sebelumnya. Aku bisa lipat gandakan uangmu 20x. Kau mestinya percaya padaku. Itu benar. Tunggu. Ada telpon lain." Ucapnya

Ketika ia masih berbicara dengan Pak Jung, ada panggilan baru di telfonnya. Sepertinya orang kedua yang berbicara mempunyai hubungan dekat dengannya, pasalnya mimik wajah seriusnya berubah sumringah dan lebih friendly.

"Halo? Sudah lama. Bagaimana kabarmu?" tanyanya senang.

"Maaf ?" tanyanya terkejut.

Entah apa yang dikatakan orang kedua tersebut sampai membuatnya terkaget seperti itu. Tidak lama kemudian tim Sung Il sampai di Apartemen Premium di Chungsam-dong milik Ma Jin Seok. Ternyata di Apartemen tersebut ditinggali oleh seorang wanita bersama pekerja rumah tangganya. Sepertinya wanita itu adalah simpanan Ma Jin Seok.


"Bibi, Kau lihat Hpku?" tanya wanita itu

bibinya pun membantun mencari handphonenya yang berdering. Ternyata yang menelfon adalah Ma Jin Seok.

"Halo?" Jawab wanita itu.

"Hey. Kenapa tak jawab telponku? Aku meneleponmu berkali-kali." Kata Jin Seok marah

"Kenapa? Ada apa?" tanya wanita itu

"Kolektor Pajak dari Balai Kota sedang dalam perjalanan." Jawab Jin Seok.


Tim Sung Il pun sampai di apartemen Jin Seok. Mereka berjalan menyusuri gedung-gedung pencakar langit itu. Tetapi ada yang mengawasi mereka dari CCTV, Sekuriti gedung melaporkannya ke pusat keamanan gedung dan meminta para petugas datang. Sung Il pun curiga, mereka dibuntuti seseorang berjas hitam sepertinya petugas keamanan apartemen mewah itu. Sung Hee pun tersadar Sisi kanan dan sisi kiri mereka pun ada, mereka terkepung.


"Kenapa? Ada apa?" tanya salah satu rekan Sung Il

"Mereka akan menghalangi kita. Beritanya bocor." terang Sung He


Sung Il dan rekannya sampai di loby, di loby mereka sudah ditunggu oleh sekumpulan petugas keamanan apartemen untuk menghalangi mereka ke lantai atas tempat Jin Soek.

"Kami dari Balai Kota. Biarkan kami masuk." Ucap Sung Hee

"Tidak bagi orang luar." Jawab petugasnya

Di lain tempat, wanita itu sudah menunggu kedatangan tim Sung Il di depan pintu apartemen dengan ketakutan. Tiba-tiba telfonnya berdering, ternyata Jin Seok yang menelfon.

 "Mereka di lobi, aku harus gimana?" Tanyanya takut

"Dengarkan baik-baik. Sembunyikan segala sesuatu yang berharga. Sembunyikan dengan rahasia." Ucap Jin Seok

"Andai ditemukan? Aku mesti gimana?" tanyanya lagi

"Matahari akan segera terbenam. Perbuatan ilegal jika menggeledah rumah setelah matahari terbenam. Oke? Sembunyikan semuanya lalu tunggu terbenamnya matahari. Aku kesana secepatnya." Jelas Jin Seok

Di loby, tim Sung Il dan petugas keamanan masih saling cek-cok. Mereka sama sekali tidak membiarkan tim Sung Il untuk naik keatas, tempat Jin Seok.

"Ini obstruksi keadilan. Biarkan kami masuk." Tegas Sung Il

"Kalian tak boleh masuk." jelas petugas


Tiba-tiba Sung Hee melihat batch petugas keamanan tersebut. Sepertinya Sung Hee punya ide, untuk menggunakan batch tersebut untuk masuk ke dalam. Sung Hee pun melirik Sung Il dan Sung Il mengerti kode dari Sung Hee.

"Kami akan menerobos." kata Sung Il

"Kubilang kalian tak boleh masuk." tegas petugas

Kemudian terjadilah saling dorong-mendorong Sung Il & rekannya dengan petugas keamanan.

"Kau memukulku? Kita terpaksa masuk ke dalam." kata seorang rekan Sung Il

Di dalam apartemen, wanita itu terlihat sibuk untuk menyembunyikan segala macam barang berharga dari anting, kalung berlian, tas-tas mewah, jam tangan yang branded, uang dan emas batangan.


"Taruh ini dalam oven. Dan ini dalam microwave." pintanya ke bibi

"Baik." Jawab bibi.

Perkelahian pun tidak bisa dihindari, mereka saling dorong. Sung Hee bertugas untuk mengambil batch salah satu petugas keamanan tersebut agar bisa masuk ke dalam apartemen tersebut.

"Terobos. Hentikan!, Apa? Apa yang sedang kamu lakukan? Cepat, Sung Hee!" kata Sung Il

Sung Hee pun lolos, ia sendirian keatas menuju apartemen Ma Jin Seok. Di dalam lift ia terlihat merapikan rambut dan bajunya. Kembali ke dalam kamar, wanita itu masih sibuk menyembunyikan barangnya. mulai dari menyembunyikannya di bawah kasur, sofa dan toilet. tidak lama Sung Hee pun sampai di depan pintu apartemen Ma Jin Seok.

"Apakah ada orang di sana? Aku dari Balai Kota." kata Sung Hee

"Siapa itu? Balai Kota? Kenapa kemari?" tanya wanita itu

"Benarkah ini rumah Tuan Ma Jin Seok?" tanya Sung Hee

"Masuklah." Jawab wanita itu

Sinopsis Police Unit 38 Episode 1 Part 2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinopsis The Heirs Eps. 1-Terakhir

Sinopsis You Who Came From the Stars Eps. 1-Terakhir

TRANS TV Tayangkan KDrama That Winter, the Wind Blows