Sinopsis Police Unit 38 Episode 1 Part 2
Setelah Sung Hee diperbolehkan masuk, ia tiba-tiba mendapatkan sebuah panggilan telfon dari Sung Il. Ia hanya ingin memastikan Sung Hee menemukan apartement Ma Jin Seok atau tidak. Selang beberapa saat Sung Il dan rekannya terlihat menaiki lift, kondisi mereka sangat berantakan seperti habis begulat. Baju mereka morat marit, rambut seperti kena angin topan. Selagi merapikan diri, Sung Il mengingatkan rekannya untuk memeriksa secara menyuluruh apartemen Jin Seok.
“Setelah di dalam, Periksa mesin lemari, cuci, Laci dan semacamnya. Mereka bisa menyembunyikan dimanapun.” Jelas Sung Il
“Baik pak. Kami akan menyita barangnya” Jawab rekannya
Di apartemen Jin Seok, Sung Hee dipersilahkan untuk masuk oleh wanita yang tinggal di apartemennya Jin Seok. Tak lupa dengan sopan Sung Hee memperkenalkan diri dan menjelaskan maksud kedatangannya ke apartemen.
“Salam kenal. Aku dari Kantor Pajak Balai Kota Seowon. Tampaknya Tuan Ma Jin Seok tak di rumah. Apakah anda istrinya?” Tanya Sung Hee sambal melihat sekelilingnya
“Ya? Eeee… iya.” Jawab wanita itu ragu
“Aku pikir kalian sudah bercerai, apakah masih tinggal bersama?” tanya Sung Hee lagi
“Tuan Ma Jin Seok, suamimu, Tidak membayar 520.000 dolar pajak daerah... Dan 5,52 juta dolar pajak nasional. Kau tahu jumlah total tunggakan menumpuk hingga... 5,77 juta dolar, kan?” Terang Sung Hee
Disaat Sung Hee masih menjelaskan, Sung Il dan rekannya masuk ke dalam apatemen. Tanpa basa-basi Sung Il dan rekannya langsung memeriksa apartemen tersebut. Sesuai arahan Sung Il tadi di lift, reka-rekannya langsung menuju tempat yang diberitahu tadi. Tidak berlama-lama mereka mendapatkan semua barang yang disembunyikan di laci, Microwave, dibawah Kasur, dalam sofa dan toilet, tidak lupa juga menempelkan stiker barang sitaan kesemua barang yang ada di dalam apartemen tersebut. Sedangkan Sung Hee bertugas mencatat dan mendokumentasikan semua barang yang di dapatkan.
“Semuanya palsu. Kau tak bisa menjualnya.” Ucap wanita itu ketakutan
“Ya. Aku tahu. Dia menyembunyikannya dengan baik.” Jawab Sung Il tidak percaya
“Permisi. Bolehkah aku minum, Tolong?” Pinta salah satu rekan Sung Il
“Baik.” Jawab bibi lirih
“Kami akan menaruh semuanya pada lelang terbuka. Bayarlah pajak jika mau mendapatkannya lagi.” Terang Sung Il kepada wanita itu.
Tiba-tiba muncullah Ma Jin Seok dari pintu masuk, dia menanyakan urusan apa tim Sung Il datang menyita barang di apartemen. Kemudian ia marah kepada wanitanya karena wanita tersebut tidak mengangkat telfon darinya. Ia mengambil handphone dan menyodorkan ke muka wanita itu
“Tuan Ma Jin Seok? Kami dari Kantor Pajak Balai Kota Seowon. Kami sedang menggeledah rumah karena kenakalan pajak.” Jelas Sung Il
“Bukankah ilegal menggeledah rumah setelah matahari terbenam? Sudah gelap diluar. Kau ngapain disini?” balas Jin Seok
Disaat Jin Seok marah kepada Sung Il karena tidak terima rumahnya digeledah, tiba-tiba bibi datang dengan sebotol air putih dan gelas sesuai permintaan salah satu rekan Sung Il tadi. Melihat itu Jin Seok marah.
“Kau sedang apa? Kemari. Siapa menyuruhmu memberikan mereka minum? ini punyaku? Ini mahal. Kenapa kau memberikannya pada mereka tanpa seizinku?” Ucap Jin Seok
“saya minta maaf, Pak.” Jawab bibi takut
“Aish. Bibi. Berapa bayaranmu sebulan?” tanya Jin Seok lagi
“18.000 dolar per bulan.” Jawab Bibi
18.000 dolar? Minumlah sekaligus. Jika Anda minum itu semua, kubayar seribu dolar. Lakukanlah. Akan kulakukan andai aku dirimu.” Ucap Jin Seok kesal
Melihat Jin Seok yang tidak sopan kepada bibi Sung Hee tidak terima, tetapi segera Sung Il menahan Sung Hee dan bertanya maksud Jin Seok melakukan itu kepada bibi
.
.
“Bibi. Tolong jangan lakukan.” Ucap Sung Hee
“Tidak apa-apa.” Jawab Bibi sambil membuka botol besar berisi air putih dan meminumnya
“Lihat. Kau lihat? Lihat kemampuan uang. Ini uang.” Ucap Jin Seok sombong
“Apa stiker ini... Membuat kalian merasa hebat? Tidak kan. Uang bisa melakukan apapun. Beraninya kau membuat kekacauan disini? Ambil ini.” Terang Jin Seok sambal melemparkan segepok uang
“Kau pikir kau sedang apa? Bayarlah pajak jika kau punya cukup uang untuk dihamburkan.” Ucap Sung Il marah
“Kau dengar bajingan ? Kau berpikir hukum ada disisimu? Itu sebabnya kau bersikap begitu? Baik. Katakanlah hukum di sisimu. Bagaimana dengan bangunan di Dangjin yang kuberikan pada saudaraku? Dan lain-lain. Itu milikku. Kenapa kalian tak mengambilnya?” Terang Jin Seok
“Dengar. Uang mengusai hukum. Hukum itu buat si kaya. Kau paham?” Jelas Jin Seok
Kemudian Sung Il melirik kearah bibi yang sedang meminum air, ia terdiam…. Tidak tahan dengan ucapan Jin Seok yang merendahkannya dan tidak terima perlakuan Jin Seok kepada bibi, ia kemudian mengalah dan ingin pergi dari situ. Ia meminta kepada Jin Seok untuk menghentikan semuanya dan ia pergi. Tetapi Jin Seok tidak ingin Sung Il pergi begitu saja setelah ia membuat berantakan apartemennya. Karena sudah tidak kuat lagi tiba-tiba bibi memuntahkan air yang ia minum, membuat Jin Seok tambah marah.
“Berilah simpati. Dia pasti seusia ibumu.” Ucap Sung Il kesal
“Tapi dia bukan ibuku.”Jawab Jin Seok
“Bisakah kau menyetopnya?” Pinta Sung Il
“Kau hentikan saja dia. Bodoh.” Jawab Jin Seok menantang
Emosi Sung Il sudah tidak tertahan, ia mulai marah tetapi semua rekannya mencoba menahannya. Bukannya diam, Jin Seok malah menambah Sung Il marah. Sung Il meminta Jin Seok menunjukkan KTPnya, kemudian Jin Seok melemparkan dompet ke muka Sung Il. Tidak terima perlakuannya ke Sung Il, Sung Hee menarik baju Jin Seok, tetapi Sung Hee kalah kuat dibanding Jin Seok. Sung Hee di lemparkan ke bawah, Sung Il yang melihatnya emosi kemudian menonjok muka Jin Seok. Semua orang terkejut, saling menatap tidak percaya Sung Il melakukan itu.
Kemudian di kantor pak Ahn, terlihat pak Ahn menerima panggilan telfon dari seseorang. Karena itu tiba-tiba ia menelpon dan meminta Baek Sung Il dari divisi 3 datang menemuinya di kantor. Mereka sama-sama pergi menuju suatu tempat, ternyata kantor seseorang yang berpapasan dengan Sung Il pada saat di loby.
“Pak Baek. Berapa lama kau bekerja?” tanya petinggi itu
“8 tahun.” Jawab Sung Il
“Kenapa kau melakukannya? Kau sudah bekerja selama 8 tahun.” Tanya petinggi itu tidak percaya dengan yang dilakukan Sung Il
Kemudian bapak itu meminta komisaris Ahn untuk masuk ke kantor. Sambil bersiap keluar bapak itu berbisik di samping Sung Il, ia mengatakan lakukan lebih baik mulai saat ini. Dan ia juga meminta komisaris Ahn untuk menyelidiki secara menyeluruh dan laporkan pada Komite Disiplin. Baek Sung Il di tinggal sendiri dalam ruangan, ia terdiam…. Kemudian ia kembali ke mejanya.. kantor sudah dalam keadaan gelap dan sepi, rekan-rekannya sudah lebih dulu pulang. Dia duduk meratap, ia membuka lacinya.. terlihat sebuah foto berbingkai, terlihat ada 3 orang di foto tersebut. Salah satu orang yang ada di foto itu adalah petinggi tadi yang memanggilnya dan yang satunya Mun Sik temannya yang bunuh diri. Benarkan… mereka pasti ada hubungan, tapi jelasnya belum tahu seperti apa, mungkin bakal di bahas diepisode selanjutnya kali yah.
Tiba-tiba Sung Hee datang. Sepertinya Sung Hee tidak pulang karena menunggu Sung Il deh.. mungkin dia tidak enak dengan kejadian Sung Il memukul Jin Seok karena melempar Sung He eke bawah.
“Dia bilang apa?” Tanya Sung Hee
“Seperti biasa.” Jawab Sung Il lesu
“Komite Disiplin? Itu sebabnya kau mesti... melakukan sesuatu terhadap marahmu. Biasanya kau tak begitu. Kenapa kau kadang-kadang...” Ucap Sung Hee khawatir
“Ingin kutahan, tapi itu tidak mudah. Aku harus menjemput anakku. Pulanglah.”kata Sung Il
Di tempat lain, Sung Il dan anaknya berjalan menyusuri jalan yang basah karena habis hujan. Mereka berdua saling bertukar fikiran, anaknya menceritakan tentang dirinya yang tidak bisa mendapatkan nilai tinggi walau sudah berusaha mengurangi waktu tidur untuk belajar. Kemudian Sung Il berkata ia juga seperti itu sudah berusaha kerja keras tapi jabatan dan gaji pun tetap sama untuk menghibur anaknya. Tiba-tiba ada sebuah mobil melaju sehingga air yang tergenang mengenai Sung Il dan anak perempuannya. Kemudian mobil itu berhenti, seorang anak perempuan membuka kaca mobil ternyata ia teman sekelas anak Sung Il yang buat syok lagi ternyata bapak anak itu adalah Ma Jin Seok.
“Kalian taka apa-apa? Kita jumpa lagi.” Kata Jin Seok menyapa sok ramah
“Kau tak punya mobil? Kenapa berjalan saat hujan? Oh tuhan, kau basah kuyup. Aku sangat menyesal. Semestinnya aku tak cuma bilang minta maaf. Ini 50 dolar, Masukkan serangammu pada tempat laundry.” Kata Jin Seok dengan nada ngeledek
“Ayo pergi. Terima kasih, tapi tidak, terima kasih. Simpan uangnya. Ayo pergi” Ucap Sung Il
“Kita anggap saja, pukulanmu untuk semprotanku. Satu hal lagi. Kau sebaiknya punya mobil. Kenapa membuat anakmu yang kelelahan berjalan pulang? Kau tak kasihan padanya?” Ucap Jin Seok
Sambil berjalan pulang Sung Il membersihkan tubuh anaknya yang basah. Sesampainya Sung Il di rumah, ia tidak bisa tidur karena memikirkan ucapan Jin Seok tentang membeli mobil. Ia bertanya kepada istrinya apakah sebaiknya ia membeli mobil? Tetapi istrinya mengatakan tidak. Ia bangun, menyalakan Komputer ia mencoba mencari mobil second yang murah lewat internet. Ia mengecek saldo rekening tertulis 5008 dolar 20 sen. Ia masuk ke sebuah situs untuk menanyakan apakah ada yang menjual mobil dengan harga sekitar 5000 dolar.
Pagi datang, terlihat Sung Il berjalan di koridor kantor menuju meja kerjanya. Ia menyapa pak Kang. Tiba-tiba ia menerima panggilan telfon.
“Halo? Aku melihat postingmu di situs mobil bekas. Kau minat Avance MD. Aku terpaksa menjual mobilku secepatnya, kuharap kita bisa bernegosiasi.” Tanya seseorang di telfon
“Kira-kira berapa harganya?” Tanya Sung Il
“Ini model 2012 dan jarak tempuhnya 50.000 km lebih. Mungkin sekitar 8.000 dolar bila di jual. Tapi aku perlu uang cash secepatnya, jadi boleh 5000.” Jawabnya
“Sungguh? Bisakah aku memilikinya dengan 5.000 dolar?” Tanya Sung Il ragu
Sung Il terlihat ragu tetapi mau, pasalnya orang itu memberikan Sung Il diskon besar. Bukan ratusan tetapi ribuan. Karena ragu, ia menanyakan kepada rekannya tidakkah 5000 dolar itu kemurahan atau Apakah mobil itu legal, tak apa kalu begitu. Salah satu rekanya menjawab tak apa selama kau periksa, 5.000 dolar tanpa perantara? Itu tak buruk . Setelah lama berfikir, Sung Il menghubungi orang tadi untuk melihat mobilnya, orang itu mengatakan untuk datang lagsung ke tempat penjualan mobil bekas karena disana sudah ada temannya yang menunggu. Setelah Sung Il puas mengecek kondisi fisik mobil, ia menghubungi orang itu untuk membeli.
“Halo? Aku barusan melihat mobilnya. Sangat suka. Bisakah kubeli sekarang?” Kata Sung Il
“Tentu, akan kukirim rekeningku. Posisiku jauh. Aku tidak bisa datang menjumpaimu ” Jawab orang di telfon
Setelah deal, Sung Il buru-buru ke ATM untuk mentransfer uang. Setelah itu, untuk memastikan uangnya sudah masuk atau tidak Sung Il menghubungi nomer orang yang tadi. Tetapi, nomer ponsel tersebut tidak aktif, kemudian ia terdiam tiba-tiba semua perkataan pak Hwang tentang penipuan terngiang di fikirannya. Sung Il yang tersadar jika ia kena tipu, ia berlari kencang menuju tempat penjualan mobil bekas tadi. Ternyata mobil sudah tidak ada di tempat tadi, ia berlari mengejar mobil itu… ia menanyakan keberadaan orang yang memiliki mobil tersebut dan orang yang mengendarainya mengatakan mobil ini miliknya. Sung Il yang syok tak percaya, menelfon penipu itu.
“Kau dapat kunci mobilnya? Ini tak seperti kau membeli sejumlah kemeja. Pecundang. Kau mesti periksa dengan siapa kau bertransaksi. Bukankah kau tak cukup tua buat menyadarinya? Lain kali, Lewatlah dealer.” Jawab Penipu itu
Sung Il yang sangat terkejut karena ia mengalami penipuan, ia memohon-mohon untuk mengembalikan uang yang ia transfer. Tetapi penipu itu hanya berbicara dan selalu menyalahkan Sung Il yang begitu percaya samapi kena tipu. Tiba- tiaba di handphone Sung Il masuk pemberitahuan uang masuk sebesar 14 dolar 50 sen, ternyata uang tersebut dari penipu untuk Sung Il gunakan membayar taxi untuk pulang. Pusing bukan kepalang... Sung Il tertipu, uangnya habis. Tidak tahu harus apa. Ia hanya berdiri meratapi nasibnya.
Di lain tempat, terlihat seorang laki-laki berbaju blue levis perawakan tinggi dan berkacamata, ternyata ia adalah penipu bernama Yang Jung Do. Ia terlihat lagi di sebuah toko, ia pergi setelah mengambil uang dari ATM yang berada di dalam toko tersebut. Dengan muka sumringah ia keluar menatap langit yang cerah. Dalam drama ini Yang Jung Do terlihat pernah masuk penjara. Ia mengatakan setelah krisis keuangan tahun 1997, penduduk Korea mendapat pemikiran baru dimana akan melakukan apapun untuk uang. Uang nomor satu, Uang adalah agama mereka, orang tua dan teman.
Yang Jung Do bebas, ia mengendarai mobil hitam keluar dari kawasan tahanan. Didalam mobil terlihat banyak handphone. Diperjalanannya ia membuka sebuah notebook berwarna coklat kulit. Ia terlihat mengambil sebuah handphone dan menghubungi nomer yang tertulis di notebook tersebut. Belum lama ia keluar dari penjara, ia ternyata memulai penipuan. Mulai menjadi pegawai bank yang ingin memberikan pinjaman, memesan tempat makan dengan menu mahal yang pembayarannya di tujukan ke orang lain, menipu dengan kedok belanja online.
Usut punya usut, notebook yang Jung Do miliki ia dapat dari seseorang di penjara, kalau dilihat sih… dalam penjara tersebut memiliki perkumpulan para penipu. Mereka saling tukar informasi, karena Jung Do bebas mereka ingin Jung Do melancarkan aksinya dengan menggunakan notebook yang dia pegang. Mereka ingin Jung Do membalaskan dendam mereka dengan menipu semua nama yang tertulis di dalam notebook tersebut.
Jung Do terlihat di sebuah Club malam, sepertinya ia mendatangi seseorang. Terlihat dari jauh seorang wanita yang selalu Jung Do pandangi. Tiba-tiba wanita itu menamparnya. Dan…. Benar, ia partner Jung Do dalam melakukan aksi penipuannya.
Ternyata penipuan Sung Il sudah Jung Do rencanakan jauh-jauh hari, ia mengikuti Sung Il sampai tempat anaknya les. Hari itu Jung Do mengirimkan sms tentang peminjaman uang tapi Sung Il menghapusnya, tidak sampai situ… Jung Do tidak kehabisan cara, ia mendengar percakapan Ma Jin Seok dan Sung Il di pinggir jalan malam itu. Ia mendengar tentang Jin Seok menyuruh Sung Il untuk memiliki mobil. Dari situ, Jun Do melancarkan aksinya dengan menipu lewat situs mobil bekas.
Sung Il yang masih tidak bisa terima uangnya raib begitu saja mendatangi sebuah dealer menanyakan beberapa hal. Karena ia tidak mendapatkan jawaban yang diinginkan, ia menuju ATM untuk mengambil uang kiriman penipu tadi. Di ATM Sung Il terdiam, ia tidak sadar menjatuhkan uang yang baru saja ia ambil. Ia kembali mengambinya. Ia berjalan dengan tatapan kosong, ia berhenti sejenak menatap jejeran mobil diluar, tiba-tiba seorang pemuda datang dengan menaruh rokok di mulutnya. Ternyata itu Yang Jung Do.
Wah makin penasaran yah selanjutnya seperti apa? Apa maksud dari Yang Jung Do mendatangi Sung Il yang lagi putus asa itu? Hmmmm.. tunggu sinopsis berikutnya ya. Selamat membaca.
Sinopsis Police Unit 38 Episode 2
Komentar
Posting Komentar