Sinopsis Police Unit 38 Episode 2 Part 1

Lihat Juga :
Sinopsis Episode 1 Part 1
Sinopsis Episode 1 Part 2


Lanjutan dari episode 1….. Tiba-tiba Yang Jung Do mendatangi Sung Il dan bertanya apakah Sung Il punya korek api atau tidak? Terlihat Jung Do hanya ingin memastikan ia tidak dikenali walaupun dengan jelas ia berbicara Sung Il tidak sadar sama sekali, jika Jung Do yang sebelumnya berbicara di telfon dengannya.

Di sebuah tempat makan, Sung Il bertemu temannya seorang detektif. Ia menceritakan kalau dirinya telah ditipu 5000 dolar oleh seseorang. Bukannya menghibur Sung Il malah detektif itu terus menggoda Sung Il dengan selalu membahas peristiwa penipuan yang dialami Sung Il. Karena kasihan melihat Sung Il, detektif itu menawarkan bantuannya untuk membantu menangkap si penipu.

“Kau bilang sejumlah orang di Balai Kota tertipu juga? Tidakkah kau merasa pelakunya sama?” Tanya Detektif itu

“Maksudmu?” Tanya Sung Il tidak mengerti

“Bisa jadi seoarang pemuda bandel... memperdaya sejumlah PNS. Perlukah kutangkap dia untukmu? Nomor HP-nya. Kau masih punya?” Tanya Detektif

Sepertinya detektif mau melacak keberadaan Yang Jung Do lewat nomor HP-nya.

Di tempat lain, seperti tempat jenguk tahanan. Terlihat Jung Do sedang menunggu seseorang, tidak disangka Jung Do memanggil orang itu ayah. Tetapi ayahnya hanya diam tidak menjawab ataupun melihat Jung Do. Jung Do bertanya tetapi hanya petugas yang menjawab.

“Lama tak bersua, Kenapa tak mau menemui anakmu?” Tanya Jung Do

“Kau bisa bicara. Kenapa tak mau bicara?” Tanya Jung Do lagi, tetapi ayahnya tetap diam.


Jung Do keluar dengan raut muka sedih, diperjalanannya pulang ia menerima telfon. Tiba-tiba suaranya langsung merendah ketika ia mendengar suara orang di telfon itu. Sepertinya ia ingin bertemu Jung Do. Terlihat dari kejauhan Jung Do duduk dengan seorang pria yang ia panggil Ajussi (paman). Paman itu bertanya keadaan ayah Jung Do dan yang di lakukan Jung Do.

“Apa ayahmu masih membisu? Aaihhh, dulunya dia ember. Dia pasti sangat sakit hati.” Ucap Paman itu

“Jaga hubunganmu dengan teman-teman militermu. Harusnya kau tak jadi narapidana.” Ucap paman itu lagi

“Aku tak bisa kembali ke militer, sebab aku mantan napi. Karena itu, aku cuma berhubungan dengan teman napiku.” Jawab Jun Do

“Hiduplah dengan benar jangan menipu lagi. Aku tak bisa memenjarankanmu. Kau anak sahabat karibku. Biarkan aku memandumu menuju altar. Bukan menggiringmu ke penjara” Jelas Paman itu


Kantor pajak terlihat begitu hening, Baek Sung Il dan tim sedang mengintrogasi seorang penghindar pajak. Ia tetap diam duduk dipojokan, ia mengatakan tidak akan pergi dari situ sampai Baek Sung Il memberikan potongan untuk pajak yang telah ia tunggak.

“Terserah berapa lama kau duduk disitu, Pajak-mu takkan berkurang.” Ucap Sung Hee

“Maukah menguranginya?” Pinta orang itu

“Kenapa aku mesti menguranginya?” tanya Sung Il

Tiba- tiba pak Cho Sang Jin datang, Pak Kang heran mengapa pak Sang Jin Harus datang langsung mengunjungi kantor ini. Ternyata pak Sang Jin Mencari Baek Sung Il dari divisi 3. Ia ingin mengajak makan Baek Sung Il keluar. Usut punya usut Pak Sang Jin mengajak makan Sung Il karena ia ingin Sung Il dengan Ma Jin Seok bertemu. Alasannya adalah ia ingin Sung Il membantu Ma jin Seok agar tidak membayar tunggakan pajak dan tidak membahasnya lagi. Walaupun Ma Jin Seok memberikan imbalan sebuah mobil untuk Sung Il, Sung Il tidak menerimanya. Sung Il kesal, ia langsung pergi, tetapi ia dikejar oleh pak Sang Jin.


“Sung Il, Kau brengsek. Kenapa kau melakukannya?” tanya pak Sang Jin

“Itulah yang mau kutanyakan. Ini tidak benar.” Jelas Sung Il

“Orang itu bajingan. Dia menunggak pajak saat ia mondar-mandir di bar & klub. Tak ada alasan bagiku makan dengannya.” Kata Sung Il

“Kehormatanmu tak penting di sini. Kita semua begini.” Ucap pak Sang Jin

“Lalu darimana kami mengumpulkan pajak?” Tanya Sung Il kesal

“Ambillah dari si miskin. Mereka patuh dan mudah ditangani. Kuberitahu, itu nasib mereka.” Jelas pak

“Biarkan kukatakan suatu hal. Takdir atau apapun itu. Bukan hakmu memutuskannya.” Ucap Sung Il meninggalkan pak….


Di perjalanan pulang handphone Sung Il bordering, ternyata teman detektifnya yang menelpon. Ia mengajak Sung il untuk menangkap pelaku penipuan, Sung Il bergegas pergi tanpa menghiraukan panggilan dari rekan-rekannya yang terkejut dengan tingkah Sung Il.  Sesampainya di lokasi yang mereka tuju, didalam tempat tersebut terdapat beberapa orang yang terlihat seperti anggota geng. Mereka terlihat menakutkan, tetapi si detektif malah memancing keadaan. Mereka tidak terima karena detektif tidak sopan, mereka berdiri dan menatap detektif marah, Sung Il sedikit mundur karena takut, detektif menggulung lengan bajunya dan……. Gubrak buk bak bek (Suara orang lagi kelahi)… ternyata detektif itu menghajar seluruh anggota geng di tempat itu, seluruh anggota geng babak belur. Sebenarnya tujuan detektif dan Sung Il kesitu karena ingin mengetahui siapa yang memiliki nomer yang digunakan oleh si penipu itu.

“aku telah memeriksanya... Nomor telepon itu terdaftar atas nama orang asing. Ada beberapa orang... Pemasok telepon acak, menggunakan nama-nama asing di Majang-dong. Jika kau menghubunginya, Kurasa kau bisa menemukan penipumu.” Jelas salah satu anggota geng


Detektif meminta kepada salah satu anggota geng untuk mengirimkan alamat orang yang harus di temui itu kepada Sung Il. Sung Il terkejut, mengapa ia seorang diri yang harus menemui orang yang dimaksud. Detektif tidak bisa menemani karena harus mengejar beberapa gangster lainnya. Kemudian bos dari geng itu memotong pembicaraan Sung Il dan teman detektifnya, ia mengatakan jika Sung Il takut ia bisa menelpon mereka, memberitahukan kedatangan Sung Il. Disini ada kejadian yang bikin ngakak… tiba-tiba hidung bos geng tersebut mengeluarkan darah, Sung Il pun terkejut. Walau hidungnya berdarah dengan muka polos menjawab ini sudah biasa, tidak usah khawatir sambil memasukkan tisu ke lubang hidungnya.

Kemudian Sung Il bertanya lagi karena khawatir.

“Kau cuma perlu tahu dan tangkap dia. Kau harus berani, kenapa denganmu? Ada apa dengamu, "Holiday Mother”? Tanya detektif ke Sung Il.

“Tak apa-apa andai kesana sendirian kan?”Tanya Sung Il ragu sambal bersiap pergi

“Tak apa-apa, pengecut kau.” Jawab Detektif

“Kenapa kau panggil dia "Holiday Mother"? Tanya salah satu anggota geng

“ "Holiday Mother" adalah Seorang ibu mertua di hari libur. Dia jadi lembek sejak jadi PNS. Dulu dia terkenal ganas, Layaknya ibu mertua di hari libur.” Jelas detektif


Jung Do dan teman wanitanya terlihat di tempat penjualan mobil bekas. Wanita itu bertanya mengapa Jung Do membutuhkan mobil second ini.

“Untuk apa mobil ini?” Tanya teman Wanitanya

“Kenapa kau butuh asuransi?” Tanya Jung Do balik

“Sebab khawatir tentang masa depanku.” Jawab wanita itu

“Itu kau tahu jawabannya.” Ucap Jung Do

“Penjara menjadikanmu penakut.” Balas wanita itu


Akhirnya Sung Il pun pergi, Ia menyusuri pusat perbelanjaan sambil mengecek alamat yang di berikan oleh anggota geng tadi. Tiba di sebuah tempat penjualan daging, ia berbicara kepada salah satu penjualnya. Sung Il mengatakan bahwa ia utusan Pak Kim di Gaebong-dong, setelah mendengar nama itu tanpa bicara lagi orang itu langsung mengajak Sung Il masuk ke tokonya. Di dalam toko terlihat kesibukan para pekerja pemotong daging, suasananya begitu menakutkan kayak masuk di sarang mafia... >__< bayangkan saja orang-orang yang kerja di tempat itu berbadan besar, bertatoan, lagi ngasah pisau yang besarnya gak ketulungan, ada yang lagi gergaji tulang sambil melotot seakan-akan mau mencincang tubuh seseorang hiiii....

Nah sampai lah Sung Il di tempat informan yang ia cari, ia disuruh duduk... menunggu sejenak sampai informan itu datang. Tak lama informan itu datang dengan berlagak songong, Sung Il yang polos hanya nyengir-nyengir takut sambil melihat sekelilingnya. Pasalnya ia sendirian sementara di dekatnya ada 4 orang lagi megang pisau... Kemudian informan itu bertanya ke Sung Il, Sung Il dengan sopan menjawab setiap pertanyaan dari informan itu. Tiba-tiba Sung Il emosi karena merasa di permainkan, karena informan itu terus menerus menanyakan hal yang sama.

“Aish.” Ucap Sung Il marah

“Kau bukan detektif. Kau menjawab setiap pertanyaan dengan sopan. Detektif tak begitu. ”Kata Informan

“Aku berusaha sopan.” Jawab Sung Il

“Kau meremehkan kami... Sebab kami pemasok telepon acak? Andai siapapun datang kemari mengaku polisi, Apa aku akan menyerahkan rahasia bisnisku? Begitukah harapanmu? Kau salah menilai kami. Kau tahu tempat ini? Majang-dong. Pasar gelap. Seret dia kebelakang dan periksa dia.” Jelas Informan

“Beraninya kau. Tunggu. Tunggu. Lepaskan. Kau mestinya tak begini. Kau lebih mudah dariku.” Ucap Sung Il

“Aku minta maaf sebab masih muda juga kasar. Perlakukan detektif dengan hormat. Seret keluar.” Perintah Informan ke rekannya

Ketika itu saya tersadar, apa yang di bilang oleh detektif tadi mengenai Sung Il di masa lalunya adalah seseorang yang ditakuti sampai di juliki “Holiday Mother” benar. Sung Il saat itu berubah drastis.... ia bukan Sung Il yang biasanya yang sabar dan diam, Sung Il berubah menakutkan... ia sudah tidak bisa menahan amarahnya lagi.

“Lelucon macam apa ini? Apa aku lemah? Ini pertama kalinya dalam 20 tahun karirku. Aku datang ke sini dengan sikap baik... begini balasan kalian? Haruskah kutunjukan saat PNS lepas kendali?” Ucap Sung Il

Sung Il pun menarik kerah baju informan itu, ia mengejar informan itu dan rekannya. Ia mengambil kursi, ia melemparkan semua benda yang ada di depannya. Informan itu terkejut dan ketakutan, Sung Il mengancam akan merobek pipi mereka sampai ketelinga agar mereka memberikan data klien untuk nomer telpon gelap... mendengar ancaman itu informan dan rekannya ketakutan, dan memberikan data itu ke Sung Il.


Data yang diinginkan sudah di tangan Sung Il, teman detektifnya sudah menunggunya di pinggir toko sambil makan ramen. Sung Il menunjukkan data tersebut, terdapat tujuh nomer telfon didalamnya. Detektif itu mengatakan nomer-nomer ini digunakan oleh pemuda yang sama, ia akan membawa nomer-nomer itu ke kenalannya di divisi pelacak telfon, agar bisa melacak lokasinya.

Tiba-tiba detektif memberikan suatu amplop, ia mengatakan bahwa data ini dia dapat dari temannya bernama Park Doo Gil yang sedang mengerjakan sebuah kasus.... Dia menangkap agen detektif swasta dan penjual telpon... yang meperjual belikan tiap informasi pribadi seharga 50 dolar. Ia menemukan dokumen aneh Ini saat menggeledah kantor.. yang anehnya adalah dokumen ini milik Noh Joong Sik yang diperkirakan berada di penjara untuk saat ini. Belum jelas dokumen in untuk apa? Para penjual informasi hanya diminta untuk mengumpulkan informasi pribadi orang-orang yang diminta lalu di tuliskan kedalam sebuah notebook dan dikirimkan ke penjara.

Kemudian Sung Il membuka dokumen tersebut, dokumen tersebut adalah informasi pribadi dari karyawan perpajakan yang korup menurut detektif, terlihat ada nama Baek Sung Il di dalam dokumen tersebut. Detektif mengira penipu itu salah sasaran, ia menginginkan Baek Sung Il di divisi 1 bukan di divisi 3. Dia befikir dia itu Robin Hood... Ingin mengerjai para koruptor dengan menipunya ucap detektif.

Sampai disini dlu yah... tunggu untuk Part 2 nya ya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinopsis Goddess of Marriage Episode 1-Terakhir

Sinopsis I Love My President Though He's A Psycho Episode 1-Terakhir

SINOPSIS Mrs. Cop Episode 1-Terakhir