Sinopsis Our Gab Soon Episode 3 Part 2
Note : All Image Credit and Content Copyright - SBS
Perawat, “Apakah kamu ayahnya?”. Gab Dol, “Ya”. Perawat tersebut terlihat begitu perihatin dengan keadaan mereka sampai-sampai ia menceramahi Gab Soon dan Gab Dol. Ia mengatakan Gab Soon akan menyesali nantinya, bila ia melakukan aborsi. Gab Soon bisa jadi mandul nantinya. Perawat memberitahukan cara pengisian formulir dan menyodorkan sebuah cup kecil untuk tes urin setelah itu pergi.
Ketika perawat selesai dengan Gab Soon, perawat berbalik dan menyapa sepasang suami istri yang datang untuk kontrol. Dari kejauhan Gab Soon dan Gab Dol melihat pasangan suami istri itu. Wajah Gab Soon terlihat begitu sendih, sepertinya ia iri melihat kebahagian sepasang suami istri itu. Perawat,”Bayinya sehat, bukan?”. Ibu hamil, “ Ya, bayinya juga memiliki detak jantung yang kuat”.
Perawat, “Aku turut senang, Kamu cukup lama tidak bisa hamil, Akhirnya kalian akan melihat bayinya bulan depan”. Pasangan suami istri itu terlihat begitu bahagia. Sambil berjalan pulang suaminya dengan lembut mengelus-elus perut istrinya. Gab Soon tambah sedih. Air matanya mulai keluar melihat perlakuan laki-laki itu terhadap istrinya yang sedang hamil. Gab Dol yang di berada di belakangnya, hanya bisa diam tidak tahu harus berbuat apa untuk Gab Soon.
Gab Soon berlari keluar Rumah sakit. Gab Dol mengejarnya. Tiba di suatu gang, Gab Soon berhenti karena tak kuasa menahan tangis. Ia terduduk. Gab Dol yang melihat juga ikut sedih, ia menyentuh pundak Gab Soon untuk menenangkannya. Mungkin perasaan Gab Dol juga campur aduk, karena pilihan yang harus ia pilih begitu berat. Di lain sisi juga ia tidak bisa bertanggung jawab.
Gab Soon menyeka air matanya, ia tiba-tiba menguatkan diri untuk tidak menangis. Gab Soon, “Urusi urusanmu sendiri, Akan kubesarkan bayinya sendiri, Jangan pernah menghubungiku”. Gab Dol, “Pertimbangkan lagi”. Gab Dol memegang tangan Gab Soon, untuk menahannya pergi. Tetapi tekad Gab Soon sudah bulat. Ia meninggalkan Gab Dol sendiri.
(Sebuah Cafe)
Gab Soon dan Jae Soon berada di sebuah Cafe. Jae Soon berniat untuk jujur kepada ibunya tetapi Gab Soon menolak, ia sudah bisa menebak nantinya ia akan di bawa ke rumah sakit oleh ibunya.
Gab Soon, “Aku selalu ingin menikah seperti orang lain dan membesarkan anak-anakku sendiri, Karierku penting bagiku, tapi aku selalu bermimpi memiliki keluarga bahagia dengan Gab Dol, Tapi... ini yang terjadi”. Jae Soon,” Itu maksudku, Aku ingin kamu menikah seperti orang lain, memiliki anak dan keluarga yang bahagia,Ini bukan waktu yang tepat, Seperti yang dikatakan Gab Dol”. Jae Soon kali ini menyetujui keputusan Gab Dol. Ia tidak ingin Gab Soon menjadi ibu tunggal. Karena Jae Soon tahu betapa sulitnya membesarkan anak sendirian.
Tapi Gab Soon bersikeras ingin mempertahankan bayinya. Jae Soon meminta untuk melepaskan kali ini, karena menurutnya satu kesalahan ini bisa menghancurkan seluruh hidup Gab Soon, juga hidup bayinya. Gab Soon menagis. Kenapa Jae Soon berkata seperti itu dan bukan membelanya.
(Di sebuah taman berumput)
Gab Dol duduk sambil meneguk sebotol soju. ia terlihat begitu tertekan. Ia terdiam. Flashback dimasa ia bersama Gab Soon menjadi tenaga pembantu di sebuah tempat yang di penuhi anak-anak. ia dan Gab Soon masing-masing memegang bayi. Sambil bermain, Gab Soon & Gab Dol berbicara tentang masa depan mereka kelak.
Gab Dol, “Gab Soon, Mari kita memiliki bayi”. Gab Soon tersipu malu karena perkataan Gab Dol. Gab Dol, “Mari kita memiliki seorang bayi yang mirip denganmu, seorang bayi yang mirip denganku dan seorang bayi yang mirip kita, Mari kita memiliki tiga anak”. Gab Soon tersenyum dan mereka saling berjanji.
Mengingat itu Gab Dol makin sedih, ia meneguk lagi sojunya. Kemudian ia teringat lagi kejadian tadi siang. Gab Soon ingin membesarkan bayinya sendiri dan meminta Gab Dol untuk tidak pernah mencarinya. Sepertinya Gab Dol berfikir keras tentang itu. Ia menghabiskan sojunya dan berlari pergi.
(Terminal Bus)
Gab Dol berlari sampai di sebuah terminal bus. Ia memeriksa semua bus yang berbaris di terminal tetapi ia tidak menemukan Gab Soon. Gab Dol yang berlari tiba-tiba terhenti, ia melihat Gab Soon yang sedang mencari bus yang akan dinaikinya. Gab Soon pun melihat Gab Dol. Gab Dol berlari dan memeluk Gab Soon. Gab Dol,” Dasar bodoh, Kamu tidak bisa melakukannya sendirian, Aku ingin bertanggung jawab. Mari kita memiliki bayi ini”.
Gab Dol dan Gab Soon duduk membicarakan kelanjutan masalah ini. Gab Dol mengajak Gab Soon untuk tinggal bersama sampai bayinya lahir. Tetapi menurut Gab Soon itu tidak benar, karena mereka harus menikah dulu. Gab Dol tidak bisa memikirkan jalan keluar lain, hanya itu satu-satunya cara yang ada. Gab Dol tidak ingin Gab Soon sembunyi dan memiliki bayi sendirian. Ia ingin ia berada disisi Gab Soon.
Gab Dol, “Aku tidak punya apa-apa, tapi aku akan menemanimu sampai akhir. Mari kita lakukan ini bersama, Mari cari tempat lebih dahulu, dan yakinkan orang tua kita nanti.”
Gab Dol membuka sebuah celengan kecil berwarna kuning. Ia terdiam melihat isi yang keluar dari celengannya. Sepertinya itu tidak cukup. Ia keluar kamar dan bertemu noonanya Da Hae, tetapi belum ia mengatakan keinginannya, Da Hae melarangnya untuk meminta uang kepadanya.
(Sauna)
Jae Soon dan Gab Soon duduk di sebuah Sauna. Gab Soon meminta bantuan kepada Jae Soon. Untuk meminjamkannya uang. Karena mereka ingin mencari tempat tinggal.
(Kantor Jo Geum Sik)
Geum Sik menghubungi seseorang karena ia mendapati sebuah paket daging di atas mejanya. Orang yang dihubungi Geum sik menaruhnya di kantor Geum Sik karena Ibu Gab Dol menolaknya. Ketika ia selesai bicara di telfon, handphone Geum Sik berdering. Telfon itu dari Ibu Gab Dol. Ibu Gab Dol meminta untuk tidak dikirimkan makanan, karena menurutnya ia akan baik-baik saja tanpa itu. Ibu Gab Dol hanya merindukan cucu-cucunya, Cho Rong dan Da Rong. Tidak ingin panjang lebar berbicara, Geum Sik menyudahi pembicaraannya.
(Rumah Geum Sik)
Jae Soon di dapur sedang menyiapkan makan malam. Ddol Ae sedang bermain di ruang tengah. Geum Sik pun tiba di rumah. Ia memanggil Cho Rong dan Da Rong, ketika ia masuk rumah tidak sengaja ia menginjak mainan Ddol Ae yang membuat ia kesakitan. Ddol Ae yang terkejut, berdiri dan memberikan salamnya. Ddol Ae, “Ayah sudah pulang”. Geum Sik, “Kamu harus memainkannya di pinggir, Kenapa kamu memainkannya di sini?”. Jae Soon yang mendengar Gem Sik, segera mendatanginya.
Geum Sik meminta Jae Soon menyuruh Ddol Ae untuk tidak main disitu. Geum Sik pergi sambil menggunakan kakinya menggeser mainan Ddol Ae ke pinggir. Jae Soon, “Bermainlah di sini, Rasanya sakit jika orang menginjaknya”. Ddol Ae hanya terdiam dan mengangguk.
(Kamar Geum Sik & Jae Soon)
Jae Soon membuka pintu kamar. Geum Sik sedang mengganti pakaiannya. Geum Sik, “Apa anak-anak tidak ada di rumah?”. Jae Soon, “Ada, Mereka pasti bermain dengan Gadget mereka, tidak baik memainkannya untuk waktu yang lama, tapi mereka tidak dengar”.
Geum Sik mendatangi kamar anaknya. Ia mengajak anaknya bicara tetapi tidak satu pun menjawabnya. Entah mereka pura-pura tidak mendengar atau memang tidak dengar karena asyik bermain. Geum Sik kesal dengan sikap Cho Rong. Geum Sik merampas gadget Cho Rong dan menyitanya untuk sementara.
Cho Rong, “ Aku tidak selalu memainkannya, Itu hanya dua jam... Da Rong, ayo pergi”. Melihat sikap Cho Rong yang tidak biasa, Geum Sik curiga. Geum Sik, “Ada apa denganmu? Kamu ingin Ayah memarahimu?”. Cho Rong, “Ayah tahu? Ayah seperti ayah tiri bagi kami”. Da Rong, “ benar. Ayah tidak seperti biasanya”. Geum Sik bingung tidak mengerti maksud perkataan anak-anaknya.
(Dapur)
Geum Sik keluar dari kamar anaknya menuju dapur. Jae Soon yang berada di dapur mendengar tangisan anak Geum Sik. Wajah Jae Soon begitu khawatir. Geum Sik, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”. Jae Soon,“Tidak ada apa-apa, Aku akan mengatakannya nanti.
Geum Sik, “Kamu menyuruhku pulang cepat karena ada yang ingin dibicarakan”. Mungkin karena melihat keadaan, Jae Soon mengurungkan niatnya untuk berbicara.
Geum sik pun terdiam dan berbalik arah keluar dapur. Tetapi langkahnya terhenti dan tiba-tiba mengatakan ingin Jae Soon untuk berhenti berbohong. Jae Soon terkejut, mengapa Geum Sik berkata seperti itu. Geum Sik,”Cho Rong bilang dia hanya memainkan ponselnya selama dua jam dan Kamu bohong soal pergi ke sauna,Aku tidak suka pembohong”.
Jae Soon terbata-bata tidak bisa menjawab. Ia segera meminta maaf dan tidak akan mengulangi perbuatannya. Tetapi Jae Soon masih bertanya-tanya, bagaimana Geum sik tahu soal sauna. Jae Soon memberanikan diri bertanya, apakah ini tentang kartu kredit. Geum Sik terus terang jika ia mendapatkan pemberitahuan penarikan, tetapi ia tidak melarang Jae Soon untuk menggunakannya.
Ia meminta Jae Soon untuk tetap menggunakannya tanpa ragu, seperti yang selalu kamu lakukan.
(Sebuah Taman)
Soo Jo dan Ayahnya berada di sebuah taman. Mereka berdua terlihat rapi menggunakan setelan Jas. Do Geum duduk dan memberikan beberapa kunci mobil dan meminta Soo Jo untuk memilih satu. Soo Jo memilih satu. Dengan sombong ia berjalan, tak lupa ia memakai kaca mata hitamnya. Do Geum duduk memperhatikan cara jalan Soo Jo. Soo Jo berjalan layaknya model catwalk. Ia berbalik. Berjalan menghampiri ayahnya.
Ketika sampai di depan ayahnya, Ia membuang kunci mobil tersebut kemudian duduk, menyilangkan kaki dan dengan sok melepas kaca matanya. Ayah yang melihatnya mengatakan itu tidak benar. Do Geum berdiri, ia memberikan contoh bagaimana jalan yang benar. Sepertinya Soo Jo akan bertemu seseorang, sehingga ayahnya sampai mengajarkan hal sedemikian rupa agar anaknya meninggalkan kesan orang kaya dan berkelas di depan wanita.
(Restoran)
Ternyata benar Soo Jo bertemu dengan seorang wanita. Di sebuah restoran terlihat seorang wanita dengan fit long dress merah dan rambut panjang, ternyata wanita itu adaalh Jo A Young adik Jo Geum Sik yan bekerja sebagai pramugari. Soo Jo benar-benar melakukan seperti yang diajarkan oleh ayahnya.
Mulai awal masuk restoran, ia membuat kesan dirinya orang yang berkelas. So Joo mendatangi wanita itu. ia melemparkan kunci mobilnya dan menaruh handphonenya di meja. Soo Jo meminta maaf datang terlambat karena rapatnya berlangsung lama dan berjanji akan meneraktir wanita itu untuk menebus rasa bersalahnya.
Soo Jo beralasan ke toilet. Ia meninggalkan handphonenya karena ada maksud tertentu. Handphonenya berdering ada sms masuk. Ternyata itu adalah laporan uang masuk ke rekeningnya. Wanita itu melihatnya dan terkejut, sampai-sampai matanya terbuka lebar menghitung jumlah uang yang masuk. Wanita itu tersenyum senang. Mungkin ia berfikir dirinya beruntung bertemu dengan laki-laki kaya.
(Rumah Nyonya Yeo)
Nyonya Yeo terlihat menunggu seseorang di depan pintu rumahnya. Ternyata yang datang adalah Yeo Gong Joo putri nyonya Yeo. Mereka bicara dengan berbisik-bisik. Karena takut ayah nyonya Yeo tahu. Nyonya Yeo meminta putrinya untuk bergegas ke kamarnya.
Di kamar Se Gye sudah duduk membaca buku. Gong Joo terkejut mengira Se Gye sudah tidur. Se Gye, “Kamu seharusnya jangan keluar hingga begitu larut”. Gong Joo, ”Aku hanya bersenang-senang untuk meredakan stres. Se Gye marah kepada istrinya karena jarang melihatnya ketika ia pulang kerja dan selalu menyelinap keluar setelah kakeknya tidur.
Gong Joo pun ikut marah karena tidak ingin di salahkan. ia beralasan bahwa ia stres karena Se Gye tidak membiarkannya melakukan apa yang ia inginkan. Ketika Se Gye dan Gong Jo bertengkar. Tiba-tiba pintu kamar mereka terbuka, nyonya Yeo masuk dan memarahi mereka berdua. Nyonya Yeo takut jika ayahnya bangun karena mereka ribut.
Bukannya nyonya Yeo melarang anaknya keluar malam. Malah nyonya Yeo berkata kepada Se Gye kalau dia lah yang memperbolehkan Gong Joo keluar sampai larut malam. Se Gye terdiam di tempatnya. Nyonya Yeo pun mengajak Gong Jo keluar untuk tidur dikamarnya.
(Bank)
Gab Dol dan Gab Soon mencairkan uang di rekening mereka. Gab Dol, “Aku sudah menduganya, Kamu memiliki tabungan”. Gab Soon, “Aku menyimpannya untuk keadaan darurat”.
(Tempat Penyewaan Rumah)
Mereka mengunjungi sebuah tempat penyewaan rumah. Gab Soon dan Gab Dol meminta untuk di carikan rumah yang harganya murah tetapi bagus. Sangking banyaknya permintaan mereka bapak yang punya penyewaan hanya terdiam dan mengerutkan keningnya melihat Gab Soo dan Gab Dol mengungkapkan semua keinginannya untuk rumah yang ia cari.
Bapak pemilik, “Mari bersikap realistis, kalian tidak butuh kamar mandi, bukan? Terkadang, air akan berhenti mengalir, kalian harus menghangatkan airnya sendiri, Mereka memiliki perabotan rakitan, tapi itu tidak akan bersih, Meski begitu, kamarnya tidak akan lama kosong”. Mendengar penjelasan bapak itu Gab Soon dan Gab Dol syok.
Bapak itu menambahkan jika mereka mendaftarkan pernikahan mereka, mereka pasti bisa mendapatkan pinjaman. Gab Dol & Gab Soon mengatakan mereka tidak bisa melakukan itu. Bapak pemilik, “Jadi kalian hanya hidup bersama? Kalian akan menyesalinya. Dengar Nona, Bagaimana jika kalian tinggal bersama, dia bosan denganmu, lalu meninggalkanmu?” Gab Dol, “Kamu pikir aku orang macam apa? Aku tidak seperti itu”.
Karena tidak mendapatkan yang mereka inginkan, Mereka berpindah ke tempat lain. Mereka mendatangi beberapa tempat tapi tempat-tempatnya tidak sesuai yang mereka inginkan. Karena tempatnya terlihat jorok, Gab Soon mual dan berlari keluar.
Ketika mereka selesai melihat-lihat. Di perjalanan pulang Gab Soon menerima chat grup yang isinya adalah foto-foto isi rumah pengantin baru Lala. Gab Dol, “Kenapa kamu melihat ini? Mereka musuh negeri ini, Mereka membuatmu merasa kalah, Mereka hanya ingin merasa hebat, Semoga mereka tersambar petir, Ini akan membuat Gab Soon kesal”. Gab Soon hanya terdiam dan terlihat sedih.
(Restoran iga)
Untuk menghibur Gab Soon. Gab Dol mengajaknya makan. Ketika mereka berjalan untuk mencari makan. Gab Soon yang kesal berhenti di depan restoran Iga. Gab Dol yang melihat terkejut dan mencoba menghentikan Gab Soon. Tapi usaha Gab Dol tidak berhasil.
Gab Soon, “Tolong lima porsi iga sapi”. Gab Dol, “Tidak, Hanya satu porsi”. Pelayan, “Kamu tidak bisa memesan satu porsi, Kamu setidaknya harus memesan dua porsi”. Gab Soon kekeuh meminta 5 porsi kepada pelayan itu. tetapi Gab Dol memberikan isyarat kepada pelayan untuk memberinya 2 porsi saja.
Gab Soon makan iga seperti orang kelaparan. Ia tidak berhenti dan terus saja menggigit daging iga itu. mungkin karena kesal ia melimpahkan amarahnya kesitu. Tiba-tiba ia menangis sekeras-kerasnya membuat seluruh pengunjung restoran itu memperhatikannya. Gab Dol yang malu menarik Gab Soon tetapi Gab Soon bersikeras untuk tetap disitu menghabiskan makanannya.
Pelayan,”Maaf.. Kami punya pelanggan lain, Jangan membuat kegaduhan disini”. Gab Dol berusaha mengajak Gab Soon untuk bicara di luar, tetapi yang ada Gab Soon tidak berhenti menangis. Gab Soon, “Tidak ada yang mau kukatakan kepadamu, Aku tidak tahan hidup melarat denganmu lagi”. Mau tidak mau Gab Dol membawa paksa Gab Soon dengan menutup mulutnya dan membawanya keluar.
Gab Soon menangis meraung-raung di sebuah tempat pinggir Han Gang. Gab Dol yang tidak tahu harus berbuat apa hanya meminta Gab Dol diam karena akan mempengaruhi bayinya nanti. Bukannya diam Gab Soon menambah keras tangisannya.
(Sekolah Cho Rong)
Cho Rong terlihat sendiri berjalan keluar dari sekolahnya. Tidak jauh dari gerbang, Ibu Gab Dol memperhatikannya. Ibu Gab Dol ingin memanggil tetapi ia menahannya dan hanya melihatnya dari kejauhan.
(Kamar Geum Do Geum & Soo Jo)
Soo Jo memeriksa sebuah laci dan mengambil satu celana dalam. Tetapi ayahnya tidak mengizinkannya untuk memakainya. Soo Jo tetap memaksa ayahnya untuk membiarkannya kali ini. Ketika mereka sibuk rampas merampas, tiba-tiba ayah Soo Jo terdiam. Do Geum meremas tangan Soo Jo, berjalan tertatih untuk mengambil satu gulungan tisu.
Sepertinya Do Geum mau BAB. Sangking tak tertahankan, ia berjalan menyeret-nyeret kaki sambil memegangi bokongnya. Sampai ia di toilet rumah Gab Dol, di dalam toilet ada Da Hae. Ia meminta Da Hae untuk cepat, tetapi Da Hae menolaknya karena sedang mandi. Da Hae menyarankan Do Geum untuk pergi ke toilet umum di bawah bukit. Do Geum, “Aku sudah membayar biaya toilet! Aku tidak bisa menahan hingga ke toilet umum”.
Karena tidak tertahankan. Do Geum keluar rumah menuju toilet umum. Ia bertemu dengan Ibu Gab Dol di luar. Ibu Gab Dol melihatnya aneh. Ibu Gab Dol, “Kita bertetangga, seharusnya saling menyapa”. Do Geum yang sudah tidak tahan, tidak bisa berkata-kata dan meninggalkan Ibu Gab Dol.
(Tempat Karaoke)
Malamnya, Jo Geum Sik dan rekan kantornya mendatangi sebuah tempat karaoke. Mereka masuk di satu ruangan. Tiba-tiba para wanita yang bertugas menemani mereka datang. Salah satu wanita itu adalah Da Hae. Awalnya Geum Sik belum sadar, sampai akhirnya Da Hae berbicara. Geum Sik menatapnya, begitupun dengan Da Hae. Tetapi Da Hae langsung melanjutkan pembicaraannya dan mempersilahkan para wanita-wanita penghibur untuk melakukan tugasnya.
Para wanita memilih lelakinya. Tanpa kompromi dengan Geum Sik, ia langsung memilih Geum Sik sebagai lelaki yang akan ia temani malam itu. Da Hae, “Aku memilih dia yang di sana, Jangan macam-macam dengannya, Dia milikku”.
Da Hae menyetel lagu dan bernyanyi. Ia bernyanyi sambil menatap tajam Geum Sik. Semuanya ikut larut dalam suasana gembira malam itu. Tidak dengan Geum Sik. Ia hanya terus minum dan menatap sedih Da Hae. Tidak tahan berada di dalam ruangan itu, ia pamit kepada rekannya dan melanjutkan minum di bar luar.
Da Hae di tegur bosnya karena ia meminta untuk berhenti dari kerjaannya. Bosnya tidak ingin melepaskan Da Hae sampai ia bisa melunasi semua utangnya.
(Rumah Gab Dol)
Ibu Gab Dol terlihat duduk melamun. Terlihat satu botol soju dan kimchi di depannya. Ia memikirkan Cho Rong cucunya. Ia juga flashback ketika ia tidak sengaja bertemu Geum Sik dan Jae Soon di Rumah makan sop tulang. Entah mengapa ibu Gab Dol begitu sedih dan tidak bersemangat.
Da Hae sampai di rumah. Ia hanya melirik ibunya dan langsung pergi ke kamarnya. Tapi ia terhenti di depan pintu kamarnya. Da Hae, “Bu, bisakah Ibu meminjamkanku uang?”. Ibu, “Dasar gila, Ibu juga tidak punya uang”. Da Hae merayu ibunya, tetapi ibu tidak termakan rayuan Da Hae. Malah ibu meminta Da Hae sadar, apakah tidak malu untuk menghadapi anak-anaknya dengan keadaan dia yang sekarang. Da Hae marah karena ibunya membahas tentang anak-anaknya.
Ibu, “Bersikaplah seperti seorang ibu, Kamu tidak memiliki alasan untuk berutang, Ibu tidak pernah membesarkan kalian seperti itu, Ibu memberi kalian makan, pakaian, dan sekolah atas usaha sendiri, Tapi kamu....”. Da Hae meminta ibunya berhenti. Tetapi ibu tetap melanjutkannya. Ia memberitahu Da Hae bahwa Geum Sik sudah menikah lagi. Da Hae terkejut. Da Hae, “Dia sudah menikah lagi atau belum, tidak ada kaitannya denganku”. Da Hae keluar dengan emosi. Di depan rumah ia bertemu Gab Dol. Tetapi Da Hae hanya melewatinya. Gab Dol terdiam. Ia memikirkan masalah di rumahnya begitu banyak, belum lagi di tambah dengan masalah dia dengan Gab Soon.
(Tempat Karaoke)
Da Hae kembali ke tempat kerjanya. Tetapi ia tidak masuk. Ia duduk di luar sambil meneguk bir kaleng. Ia hanya terdiam dan melamun. Entah memikirkan apa.
Da Hae pun pulang dalam keadaan mabuk, ia berjalan sempoyongan dan bernyanyi. Ketika ia berada di jalan menanjak, ia berdiri menatap gedung-gedung tinggi dengan lampu yang berkelap-kelip. Tiba-tiba ia menangis sambil tersenyum.
Keesokan harinya, hujan. Gab Dol keluar. Ia berjalan sambil berbicara via telfon dengan Gab Soon. Sepertinya Gab Dol akan pergi ke tempat penyewaan rumah. Ia pergi dengan membawa tas berisi uang yang kemarin ia ambil bersama Gab Soon di bank.
Gab Dol menggunakan kereta. Kemudian ia berpindah transportasi ke bus kota. Dari kejauhan ada dua lelaki yang selalu memerhatikan Gab Dol. Gab Dol pun merasa. Ia memegang erat tasnya. Gab Dol buru-buru turun di pemberhentian bus. Ia mengecek tas dan melihat apakah ia diikuti oleh dua lelaki tadi dan syukurnya kedua lelaki itu tidak ikut turun.
Gab Dol dan Bapak pemilik apartement berjalan menuju ke tempat yang akan di sewakan. Walau apartementnya kecil tetapi bersih dan lengkap. Gab Dol pun segera mengabadikannya dan mengirimkan ke Gab Soon yang sedang menunggu di tempat sauna.
Gab Soon mengirimkan pesan, meminta Gab Dol untuk tidak langsung menandatangani kontraknya. Karena mereka akan kembali lagi besok.
(Stasiun Oksu)
Gab Dol sedang berjalan pulang menggunakan kereta. Isi kereta begitu ramai, sampai desak-desakkan. Gab Dol berusaha untuk tetap memegang erat tasnya. Gab Soon sudah menunggu Gab Dol di luar stasiun. Gab Soon terlihat begitu senang.
Kereta masih melaju kencang. Tidak berapa saat kereta berhenti. Tiba-tiba Gab Dol menerobos kumpulan orang, dan meminta untuk turun. Tidak di sangka-sangka dua lelaki yang memerhatikan Gab Dol di bus mengikuti sampai disitu.
Gab Dol berhasil keluar. Namun sayang, tas yang dibawa Gab Dol raib. Mereka memotongnya. Gab Dol yang baru tersadar, melihat tali tasnya seperti dipotong. Ia mengejar kereta tersebut. Tetapi kereta tersebut begitu cepat.
Gab Dol jatuh berlutut. Menangisi tas yang telah raib. Bagaimana tidak, di dalam tas itu adalah uang yang mereka punya untuk membayar deposit apartement.
Episode Selanjutnya...
Gab Soon meminta untuk Gab Dol bertanggung jawab atas hilangnya uang mereka. Gab Soon menyerah dengan bayinya.
Gab Soon tidak sengaja bertemu bibi Man Nyeon di pasar. Mereka berdua saling kejar-kejaran.
Bibi Man Nyeon melaporkan hal itu kepada Ayah dan Ibu Gab Soon. Tetapi Ayah Ibunya tetap tidak percaya dan ingin membawa bibi Man Nyeon ke rumah jiwa.
Jae Soon berlari sambil menangis mencari Ddol Ae yang hilang. Tiba-tiba Ddol Ae terlihat di sebuah toko swalayan pinggir jalan.
Se Gye dan rekannya terlihat di sebuah bar. Sepertinya Se Gye sedang menceritakan masalahnya di rumah. Do Geum dan Soo Jo sedang membicarakan wanita yang tempo hari Soo jo temui di restoran. Tetapi terlihat Do Geum tidak setuju bila Soo jo dengan wanita itu.
Ibu Gab Dol lagi-lagi membuat kesalahan di rumah nyonya Yeo. Ia jatuh di kasur kakek, dan menumpahkan satu gelas jus ke badannya. Kakek yang melihat tertawa tebahak-bahak. Da Hae menemui Cho Rong. Cho Rong meminta agar ibunya tidak usah datang lagi.

Jae Soon memberikan uang kepada Gab Dol. Ia meminta agar Gab Dol tidak menghilangkannya lagi. Gab Dol sangat senang dan berterima kasih atas bantuan Jae Soon.
Perawat, “Apakah kamu ayahnya?”. Gab Dol, “Ya”. Perawat tersebut terlihat begitu perihatin dengan keadaan mereka sampai-sampai ia menceramahi Gab Soon dan Gab Dol. Ia mengatakan Gab Soon akan menyesali nantinya, bila ia melakukan aborsi. Gab Soon bisa jadi mandul nantinya. Perawat memberitahukan cara pengisian formulir dan menyodorkan sebuah cup kecil untuk tes urin setelah itu pergi.
Ketika perawat selesai dengan Gab Soon, perawat berbalik dan menyapa sepasang suami istri yang datang untuk kontrol. Dari kejauhan Gab Soon dan Gab Dol melihat pasangan suami istri itu. Wajah Gab Soon terlihat begitu sendih, sepertinya ia iri melihat kebahagian sepasang suami istri itu. Perawat,”Bayinya sehat, bukan?”. Ibu hamil, “ Ya, bayinya juga memiliki detak jantung yang kuat”.
Perawat, “Aku turut senang, Kamu cukup lama tidak bisa hamil, Akhirnya kalian akan melihat bayinya bulan depan”. Pasangan suami istri itu terlihat begitu bahagia. Sambil berjalan pulang suaminya dengan lembut mengelus-elus perut istrinya. Gab Soon tambah sedih. Air matanya mulai keluar melihat perlakuan laki-laki itu terhadap istrinya yang sedang hamil. Gab Dol yang di berada di belakangnya, hanya bisa diam tidak tahu harus berbuat apa untuk Gab Soon.
Gab Soon berlari keluar Rumah sakit. Gab Dol mengejarnya. Tiba di suatu gang, Gab Soon berhenti karena tak kuasa menahan tangis. Ia terduduk. Gab Dol yang melihat juga ikut sedih, ia menyentuh pundak Gab Soon untuk menenangkannya. Mungkin perasaan Gab Dol juga campur aduk, karena pilihan yang harus ia pilih begitu berat. Di lain sisi juga ia tidak bisa bertanggung jawab.
Gab Soon menyeka air matanya, ia tiba-tiba menguatkan diri untuk tidak menangis. Gab Soon, “Urusi urusanmu sendiri, Akan kubesarkan bayinya sendiri, Jangan pernah menghubungiku”. Gab Dol, “Pertimbangkan lagi”. Gab Dol memegang tangan Gab Soon, untuk menahannya pergi. Tetapi tekad Gab Soon sudah bulat. Ia meninggalkan Gab Dol sendiri.
(Sebuah Cafe)
Gab Soon dan Jae Soon berada di sebuah Cafe. Jae Soon berniat untuk jujur kepada ibunya tetapi Gab Soon menolak, ia sudah bisa menebak nantinya ia akan di bawa ke rumah sakit oleh ibunya.
Gab Soon, “Aku selalu ingin menikah seperti orang lain dan membesarkan anak-anakku sendiri, Karierku penting bagiku, tapi aku selalu bermimpi memiliki keluarga bahagia dengan Gab Dol, Tapi... ini yang terjadi”. Jae Soon,” Itu maksudku, Aku ingin kamu menikah seperti orang lain, memiliki anak dan keluarga yang bahagia,Ini bukan waktu yang tepat, Seperti yang dikatakan Gab Dol”. Jae Soon kali ini menyetujui keputusan Gab Dol. Ia tidak ingin Gab Soon menjadi ibu tunggal. Karena Jae Soon tahu betapa sulitnya membesarkan anak sendirian.
Tapi Gab Soon bersikeras ingin mempertahankan bayinya. Jae Soon meminta untuk melepaskan kali ini, karena menurutnya satu kesalahan ini bisa menghancurkan seluruh hidup Gab Soon, juga hidup bayinya. Gab Soon menagis. Kenapa Jae Soon berkata seperti itu dan bukan membelanya.
(Di sebuah taman berumput)
Gab Dol duduk sambil meneguk sebotol soju. ia terlihat begitu tertekan. Ia terdiam. Flashback dimasa ia bersama Gab Soon menjadi tenaga pembantu di sebuah tempat yang di penuhi anak-anak. ia dan Gab Soon masing-masing memegang bayi. Sambil bermain, Gab Soon & Gab Dol berbicara tentang masa depan mereka kelak.
Gab Dol, “Gab Soon, Mari kita memiliki bayi”. Gab Soon tersipu malu karena perkataan Gab Dol. Gab Dol, “Mari kita memiliki seorang bayi yang mirip denganmu, seorang bayi yang mirip denganku dan seorang bayi yang mirip kita, Mari kita memiliki tiga anak”. Gab Soon tersenyum dan mereka saling berjanji.
Mengingat itu Gab Dol makin sedih, ia meneguk lagi sojunya. Kemudian ia teringat lagi kejadian tadi siang. Gab Soon ingin membesarkan bayinya sendiri dan meminta Gab Dol untuk tidak pernah mencarinya. Sepertinya Gab Dol berfikir keras tentang itu. Ia menghabiskan sojunya dan berlari pergi.

(Terminal Bus)
Gab Dol berlari sampai di sebuah terminal bus. Ia memeriksa semua bus yang berbaris di terminal tetapi ia tidak menemukan Gab Soon. Gab Dol yang berlari tiba-tiba terhenti, ia melihat Gab Soon yang sedang mencari bus yang akan dinaikinya. Gab Soon pun melihat Gab Dol. Gab Dol berlari dan memeluk Gab Soon. Gab Dol,” Dasar bodoh, Kamu tidak bisa melakukannya sendirian, Aku ingin bertanggung jawab. Mari kita memiliki bayi ini”.
Gab Dol dan Gab Soon duduk membicarakan kelanjutan masalah ini. Gab Dol mengajak Gab Soon untuk tinggal bersama sampai bayinya lahir. Tetapi menurut Gab Soon itu tidak benar, karena mereka harus menikah dulu. Gab Dol tidak bisa memikirkan jalan keluar lain, hanya itu satu-satunya cara yang ada. Gab Dol tidak ingin Gab Soon sembunyi dan memiliki bayi sendirian. Ia ingin ia berada disisi Gab Soon.
Gab Dol, “Aku tidak punya apa-apa, tapi aku akan menemanimu sampai akhir. Mari kita lakukan ini bersama, Mari cari tempat lebih dahulu, dan yakinkan orang tua kita nanti.”
Gab Dol membuka sebuah celengan kecil berwarna kuning. Ia terdiam melihat isi yang keluar dari celengannya. Sepertinya itu tidak cukup. Ia keluar kamar dan bertemu noonanya Da Hae, tetapi belum ia mengatakan keinginannya, Da Hae melarangnya untuk meminta uang kepadanya.
(Sauna)
Jae Soon dan Gab Soon duduk di sebuah Sauna. Gab Soon meminta bantuan kepada Jae Soon. Untuk meminjamkannya uang. Karena mereka ingin mencari tempat tinggal.
(Kantor Jo Geum Sik)
Geum Sik menghubungi seseorang karena ia mendapati sebuah paket daging di atas mejanya. Orang yang dihubungi Geum sik menaruhnya di kantor Geum Sik karena Ibu Gab Dol menolaknya. Ketika ia selesai bicara di telfon, handphone Geum Sik berdering. Telfon itu dari Ibu Gab Dol. Ibu Gab Dol meminta untuk tidak dikirimkan makanan, karena menurutnya ia akan baik-baik saja tanpa itu. Ibu Gab Dol hanya merindukan cucu-cucunya, Cho Rong dan Da Rong. Tidak ingin panjang lebar berbicara, Geum Sik menyudahi pembicaraannya.
(Rumah Geum Sik)
Jae Soon di dapur sedang menyiapkan makan malam. Ddol Ae sedang bermain di ruang tengah. Geum Sik pun tiba di rumah. Ia memanggil Cho Rong dan Da Rong, ketika ia masuk rumah tidak sengaja ia menginjak mainan Ddol Ae yang membuat ia kesakitan. Ddol Ae yang terkejut, berdiri dan memberikan salamnya. Ddol Ae, “Ayah sudah pulang”. Geum Sik, “Kamu harus memainkannya di pinggir, Kenapa kamu memainkannya di sini?”. Jae Soon yang mendengar Gem Sik, segera mendatanginya.
Geum Sik meminta Jae Soon menyuruh Ddol Ae untuk tidak main disitu. Geum Sik pergi sambil menggunakan kakinya menggeser mainan Ddol Ae ke pinggir. Jae Soon, “Bermainlah di sini, Rasanya sakit jika orang menginjaknya”. Ddol Ae hanya terdiam dan mengangguk.

Jae Soon membuka pintu kamar. Geum Sik sedang mengganti pakaiannya. Geum Sik, “Apa anak-anak tidak ada di rumah?”. Jae Soon, “Ada, Mereka pasti bermain dengan Gadget mereka, tidak baik memainkannya untuk waktu yang lama, tapi mereka tidak dengar”.
Geum Sik mendatangi kamar anaknya. Ia mengajak anaknya bicara tetapi tidak satu pun menjawabnya. Entah mereka pura-pura tidak mendengar atau memang tidak dengar karena asyik bermain. Geum Sik kesal dengan sikap Cho Rong. Geum Sik merampas gadget Cho Rong dan menyitanya untuk sementara.
Cho Rong, “ Aku tidak selalu memainkannya, Itu hanya dua jam... Da Rong, ayo pergi”. Melihat sikap Cho Rong yang tidak biasa, Geum Sik curiga. Geum Sik, “Ada apa denganmu? Kamu ingin Ayah memarahimu?”. Cho Rong, “Ayah tahu? Ayah seperti ayah tiri bagi kami”. Da Rong, “ benar. Ayah tidak seperti biasanya”. Geum Sik bingung tidak mengerti maksud perkataan anak-anaknya.
(Dapur)
Geum Sik keluar dari kamar anaknya menuju dapur. Jae Soon yang berada di dapur mendengar tangisan anak Geum Sik. Wajah Jae Soon begitu khawatir. Geum Sik, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”. Jae Soon,“Tidak ada apa-apa, Aku akan mengatakannya nanti.
Geum Sik, “Kamu menyuruhku pulang cepat karena ada yang ingin dibicarakan”. Mungkin karena melihat keadaan, Jae Soon mengurungkan niatnya untuk berbicara.
Geum sik pun terdiam dan berbalik arah keluar dapur. Tetapi langkahnya terhenti dan tiba-tiba mengatakan ingin Jae Soon untuk berhenti berbohong. Jae Soon terkejut, mengapa Geum Sik berkata seperti itu. Geum Sik,”Cho Rong bilang dia hanya memainkan ponselnya selama dua jam dan Kamu bohong soal pergi ke sauna,Aku tidak suka pembohong”.
Jae Soon terbata-bata tidak bisa menjawab. Ia segera meminta maaf dan tidak akan mengulangi perbuatannya. Tetapi Jae Soon masih bertanya-tanya, bagaimana Geum sik tahu soal sauna. Jae Soon memberanikan diri bertanya, apakah ini tentang kartu kredit. Geum Sik terus terang jika ia mendapatkan pemberitahuan penarikan, tetapi ia tidak melarang Jae Soon untuk menggunakannya.
Ia meminta Jae Soon untuk tetap menggunakannya tanpa ragu, seperti yang selalu kamu lakukan.
(Sebuah Taman)
Soo Jo dan Ayahnya berada di sebuah taman. Mereka berdua terlihat rapi menggunakan setelan Jas. Do Geum duduk dan memberikan beberapa kunci mobil dan meminta Soo Jo untuk memilih satu. Soo Jo memilih satu. Dengan sombong ia berjalan, tak lupa ia memakai kaca mata hitamnya. Do Geum duduk memperhatikan cara jalan Soo Jo. Soo Jo berjalan layaknya model catwalk. Ia berbalik. Berjalan menghampiri ayahnya.
Ketika sampai di depan ayahnya, Ia membuang kunci mobil tersebut kemudian duduk, menyilangkan kaki dan dengan sok melepas kaca matanya. Ayah yang melihatnya mengatakan itu tidak benar. Do Geum berdiri, ia memberikan contoh bagaimana jalan yang benar. Sepertinya Soo Jo akan bertemu seseorang, sehingga ayahnya sampai mengajarkan hal sedemikian rupa agar anaknya meninggalkan kesan orang kaya dan berkelas di depan wanita.
(Restoran)
Ternyata benar Soo Jo bertemu dengan seorang wanita. Di sebuah restoran terlihat seorang wanita dengan fit long dress merah dan rambut panjang, ternyata wanita itu adaalh Jo A Young adik Jo Geum Sik yan bekerja sebagai pramugari. Soo Jo benar-benar melakukan seperti yang diajarkan oleh ayahnya.
Mulai awal masuk restoran, ia membuat kesan dirinya orang yang berkelas. So Joo mendatangi wanita itu. ia melemparkan kunci mobilnya dan menaruh handphonenya di meja. Soo Jo meminta maaf datang terlambat karena rapatnya berlangsung lama dan berjanji akan meneraktir wanita itu untuk menebus rasa bersalahnya.
Soo Jo beralasan ke toilet. Ia meninggalkan handphonenya karena ada maksud tertentu. Handphonenya berdering ada sms masuk. Ternyata itu adalah laporan uang masuk ke rekeningnya. Wanita itu melihatnya dan terkejut, sampai-sampai matanya terbuka lebar menghitung jumlah uang yang masuk. Wanita itu tersenyum senang. Mungkin ia berfikir dirinya beruntung bertemu dengan laki-laki kaya.
(Rumah Nyonya Yeo)
Nyonya Yeo terlihat menunggu seseorang di depan pintu rumahnya. Ternyata yang datang adalah Yeo Gong Joo putri nyonya Yeo. Mereka bicara dengan berbisik-bisik. Karena takut ayah nyonya Yeo tahu. Nyonya Yeo meminta putrinya untuk bergegas ke kamarnya.
Di kamar Se Gye sudah duduk membaca buku. Gong Joo terkejut mengira Se Gye sudah tidur. Se Gye, “Kamu seharusnya jangan keluar hingga begitu larut”. Gong Joo, ”Aku hanya bersenang-senang untuk meredakan stres. Se Gye marah kepada istrinya karena jarang melihatnya ketika ia pulang kerja dan selalu menyelinap keluar setelah kakeknya tidur.
Gong Joo pun ikut marah karena tidak ingin di salahkan. ia beralasan bahwa ia stres karena Se Gye tidak membiarkannya melakukan apa yang ia inginkan. Ketika Se Gye dan Gong Jo bertengkar. Tiba-tiba pintu kamar mereka terbuka, nyonya Yeo masuk dan memarahi mereka berdua. Nyonya Yeo takut jika ayahnya bangun karena mereka ribut.
Bukannya nyonya Yeo melarang anaknya keluar malam. Malah nyonya Yeo berkata kepada Se Gye kalau dia lah yang memperbolehkan Gong Joo keluar sampai larut malam. Se Gye terdiam di tempatnya. Nyonya Yeo pun mengajak Gong Jo keluar untuk tidur dikamarnya.
(Bank)
Gab Dol dan Gab Soon mencairkan uang di rekening mereka. Gab Dol, “Aku sudah menduganya, Kamu memiliki tabungan”. Gab Soon, “Aku menyimpannya untuk keadaan darurat”.
(Tempat Penyewaan Rumah)
Mereka mengunjungi sebuah tempat penyewaan rumah. Gab Soon dan Gab Dol meminta untuk di carikan rumah yang harganya murah tetapi bagus. Sangking banyaknya permintaan mereka bapak yang punya penyewaan hanya terdiam dan mengerutkan keningnya melihat Gab Soo dan Gab Dol mengungkapkan semua keinginannya untuk rumah yang ia cari.
Bapak pemilik, “Mari bersikap realistis, kalian tidak butuh kamar mandi, bukan? Terkadang, air akan berhenti mengalir, kalian harus menghangatkan airnya sendiri, Mereka memiliki perabotan rakitan, tapi itu tidak akan bersih, Meski begitu, kamarnya tidak akan lama kosong”. Mendengar penjelasan bapak itu Gab Soon dan Gab Dol syok.
Bapak itu menambahkan jika mereka mendaftarkan pernikahan mereka, mereka pasti bisa mendapatkan pinjaman. Gab Dol & Gab Soon mengatakan mereka tidak bisa melakukan itu. Bapak pemilik, “Jadi kalian hanya hidup bersama? Kalian akan menyesalinya. Dengar Nona, Bagaimana jika kalian tinggal bersama, dia bosan denganmu, lalu meninggalkanmu?” Gab Dol, “Kamu pikir aku orang macam apa? Aku tidak seperti itu”.
Karena tidak mendapatkan yang mereka inginkan, Mereka berpindah ke tempat lain. Mereka mendatangi beberapa tempat tapi tempat-tempatnya tidak sesuai yang mereka inginkan. Karena tempatnya terlihat jorok, Gab Soon mual dan berlari keluar.
Ketika mereka selesai melihat-lihat. Di perjalanan pulang Gab Soon menerima chat grup yang isinya adalah foto-foto isi rumah pengantin baru Lala. Gab Dol, “Kenapa kamu melihat ini? Mereka musuh negeri ini, Mereka membuatmu merasa kalah, Mereka hanya ingin merasa hebat, Semoga mereka tersambar petir, Ini akan membuat Gab Soon kesal”. Gab Soon hanya terdiam dan terlihat sedih.
(Restoran iga)
Untuk menghibur Gab Soon. Gab Dol mengajaknya makan. Ketika mereka berjalan untuk mencari makan. Gab Soon yang kesal berhenti di depan restoran Iga. Gab Dol yang melihat terkejut dan mencoba menghentikan Gab Soon. Tapi usaha Gab Dol tidak berhasil.
Gab Soon, “Tolong lima porsi iga sapi”. Gab Dol, “Tidak, Hanya satu porsi”. Pelayan, “Kamu tidak bisa memesan satu porsi, Kamu setidaknya harus memesan dua porsi”. Gab Soon kekeuh meminta 5 porsi kepada pelayan itu. tetapi Gab Dol memberikan isyarat kepada pelayan untuk memberinya 2 porsi saja.
Gab Soon makan iga seperti orang kelaparan. Ia tidak berhenti dan terus saja menggigit daging iga itu. mungkin karena kesal ia melimpahkan amarahnya kesitu. Tiba-tiba ia menangis sekeras-kerasnya membuat seluruh pengunjung restoran itu memperhatikannya. Gab Dol yang malu menarik Gab Soon tetapi Gab Soon bersikeras untuk tetap disitu menghabiskan makanannya.
Pelayan,”Maaf.. Kami punya pelanggan lain, Jangan membuat kegaduhan disini”. Gab Dol berusaha mengajak Gab Soon untuk bicara di luar, tetapi yang ada Gab Soon tidak berhenti menangis. Gab Soon, “Tidak ada yang mau kukatakan kepadamu, Aku tidak tahan hidup melarat denganmu lagi”. Mau tidak mau Gab Dol membawa paksa Gab Soon dengan menutup mulutnya dan membawanya keluar.
Gab Soon menangis meraung-raung di sebuah tempat pinggir Han Gang. Gab Dol yang tidak tahu harus berbuat apa hanya meminta Gab Dol diam karena akan mempengaruhi bayinya nanti. Bukannya diam Gab Soon menambah keras tangisannya.
(Sekolah Cho Rong)
Cho Rong terlihat sendiri berjalan keluar dari sekolahnya. Tidak jauh dari gerbang, Ibu Gab Dol memperhatikannya. Ibu Gab Dol ingin memanggil tetapi ia menahannya dan hanya melihatnya dari kejauhan.
(Kamar Geum Do Geum & Soo Jo)
Soo Jo memeriksa sebuah laci dan mengambil satu celana dalam. Tetapi ayahnya tidak mengizinkannya untuk memakainya. Soo Jo tetap memaksa ayahnya untuk membiarkannya kali ini. Ketika mereka sibuk rampas merampas, tiba-tiba ayah Soo Jo terdiam. Do Geum meremas tangan Soo Jo, berjalan tertatih untuk mengambil satu gulungan tisu.
Sepertinya Do Geum mau BAB. Sangking tak tertahankan, ia berjalan menyeret-nyeret kaki sambil memegangi bokongnya. Sampai ia di toilet rumah Gab Dol, di dalam toilet ada Da Hae. Ia meminta Da Hae untuk cepat, tetapi Da Hae menolaknya karena sedang mandi. Da Hae menyarankan Do Geum untuk pergi ke toilet umum di bawah bukit. Do Geum, “Aku sudah membayar biaya toilet! Aku tidak bisa menahan hingga ke toilet umum”.
Karena tidak tertahankan. Do Geum keluar rumah menuju toilet umum. Ia bertemu dengan Ibu Gab Dol di luar. Ibu Gab Dol melihatnya aneh. Ibu Gab Dol, “Kita bertetangga, seharusnya saling menyapa”. Do Geum yang sudah tidak tahan, tidak bisa berkata-kata dan meninggalkan Ibu Gab Dol.
(Tempat Karaoke)
Malamnya, Jo Geum Sik dan rekan kantornya mendatangi sebuah tempat karaoke. Mereka masuk di satu ruangan. Tiba-tiba para wanita yang bertugas menemani mereka datang. Salah satu wanita itu adalah Da Hae. Awalnya Geum Sik belum sadar, sampai akhirnya Da Hae berbicara. Geum Sik menatapnya, begitupun dengan Da Hae. Tetapi Da Hae langsung melanjutkan pembicaraannya dan mempersilahkan para wanita-wanita penghibur untuk melakukan tugasnya.
Para wanita memilih lelakinya. Tanpa kompromi dengan Geum Sik, ia langsung memilih Geum Sik sebagai lelaki yang akan ia temani malam itu. Da Hae, “Aku memilih dia yang di sana, Jangan macam-macam dengannya, Dia milikku”.
Da Hae menyetel lagu dan bernyanyi. Ia bernyanyi sambil menatap tajam Geum Sik. Semuanya ikut larut dalam suasana gembira malam itu. Tidak dengan Geum Sik. Ia hanya terus minum dan menatap sedih Da Hae. Tidak tahan berada di dalam ruangan itu, ia pamit kepada rekannya dan melanjutkan minum di bar luar.
Da Hae di tegur bosnya karena ia meminta untuk berhenti dari kerjaannya. Bosnya tidak ingin melepaskan Da Hae sampai ia bisa melunasi semua utangnya.
(Rumah Gab Dol)
Ibu Gab Dol terlihat duduk melamun. Terlihat satu botol soju dan kimchi di depannya. Ia memikirkan Cho Rong cucunya. Ia juga flashback ketika ia tidak sengaja bertemu Geum Sik dan Jae Soon di Rumah makan sop tulang. Entah mengapa ibu Gab Dol begitu sedih dan tidak bersemangat.
Da Hae sampai di rumah. Ia hanya melirik ibunya dan langsung pergi ke kamarnya. Tapi ia terhenti di depan pintu kamarnya. Da Hae, “Bu, bisakah Ibu meminjamkanku uang?”. Ibu, “Dasar gila, Ibu juga tidak punya uang”. Da Hae merayu ibunya, tetapi ibu tidak termakan rayuan Da Hae. Malah ibu meminta Da Hae sadar, apakah tidak malu untuk menghadapi anak-anaknya dengan keadaan dia yang sekarang. Da Hae marah karena ibunya membahas tentang anak-anaknya.
Ibu, “Bersikaplah seperti seorang ibu, Kamu tidak memiliki alasan untuk berutang, Ibu tidak pernah membesarkan kalian seperti itu, Ibu memberi kalian makan, pakaian, dan sekolah atas usaha sendiri, Tapi kamu....”. Da Hae meminta ibunya berhenti. Tetapi ibu tetap melanjutkannya. Ia memberitahu Da Hae bahwa Geum Sik sudah menikah lagi. Da Hae terkejut. Da Hae, “Dia sudah menikah lagi atau belum, tidak ada kaitannya denganku”. Da Hae keluar dengan emosi. Di depan rumah ia bertemu Gab Dol. Tetapi Da Hae hanya melewatinya. Gab Dol terdiam. Ia memikirkan masalah di rumahnya begitu banyak, belum lagi di tambah dengan masalah dia dengan Gab Soon.
(Tempat Karaoke)
Da Hae kembali ke tempat kerjanya. Tetapi ia tidak masuk. Ia duduk di luar sambil meneguk bir kaleng. Ia hanya terdiam dan melamun. Entah memikirkan apa.
Da Hae pun pulang dalam keadaan mabuk, ia berjalan sempoyongan dan bernyanyi. Ketika ia berada di jalan menanjak, ia berdiri menatap gedung-gedung tinggi dengan lampu yang berkelap-kelip. Tiba-tiba ia menangis sambil tersenyum.
Keesokan harinya, hujan. Gab Dol keluar. Ia berjalan sambil berbicara via telfon dengan Gab Soon. Sepertinya Gab Dol akan pergi ke tempat penyewaan rumah. Ia pergi dengan membawa tas berisi uang yang kemarin ia ambil bersama Gab Soon di bank.
Gab Dol menggunakan kereta. Kemudian ia berpindah transportasi ke bus kota. Dari kejauhan ada dua lelaki yang selalu memerhatikan Gab Dol. Gab Dol pun merasa. Ia memegang erat tasnya. Gab Dol buru-buru turun di pemberhentian bus. Ia mengecek tas dan melihat apakah ia diikuti oleh dua lelaki tadi dan syukurnya kedua lelaki itu tidak ikut turun.
Gab Dol dan Bapak pemilik apartement berjalan menuju ke tempat yang akan di sewakan. Walau apartementnya kecil tetapi bersih dan lengkap. Gab Dol pun segera mengabadikannya dan mengirimkan ke Gab Soon yang sedang menunggu di tempat sauna.
Gab Soon mengirimkan pesan, meminta Gab Dol untuk tidak langsung menandatangani kontraknya. Karena mereka akan kembali lagi besok.
(Stasiun Oksu)
Gab Dol sedang berjalan pulang menggunakan kereta. Isi kereta begitu ramai, sampai desak-desakkan. Gab Dol berusaha untuk tetap memegang erat tasnya. Gab Soon sudah menunggu Gab Dol di luar stasiun. Gab Soon terlihat begitu senang.
Kereta masih melaju kencang. Tidak berapa saat kereta berhenti. Tiba-tiba Gab Dol menerobos kumpulan orang, dan meminta untuk turun. Tidak di sangka-sangka dua lelaki yang memerhatikan Gab Dol di bus mengikuti sampai disitu.
Gab Dol berhasil keluar. Namun sayang, tas yang dibawa Gab Dol raib. Mereka memotongnya. Gab Dol yang baru tersadar, melihat tali tasnya seperti dipotong. Ia mengejar kereta tersebut. Tetapi kereta tersebut begitu cepat.
Gab Dol jatuh berlutut. Menangisi tas yang telah raib. Bagaimana tidak, di dalam tas itu adalah uang yang mereka punya untuk membayar deposit apartement.
Episode Selanjutnya...
Gab Soon meminta untuk Gab Dol bertanggung jawab atas hilangnya uang mereka. Gab Soon menyerah dengan bayinya.
Gab Soon tidak sengaja bertemu bibi Man Nyeon di pasar. Mereka berdua saling kejar-kejaran.
Bibi Man Nyeon melaporkan hal itu kepada Ayah dan Ibu Gab Soon. Tetapi Ayah Ibunya tetap tidak percaya dan ingin membawa bibi Man Nyeon ke rumah jiwa.
Jae Soon berlari sambil menangis mencari Ddol Ae yang hilang. Tiba-tiba Ddol Ae terlihat di sebuah toko swalayan pinggir jalan.
Se Gye dan rekannya terlihat di sebuah bar. Sepertinya Se Gye sedang menceritakan masalahnya di rumah. Do Geum dan Soo Jo sedang membicarakan wanita yang tempo hari Soo jo temui di restoran. Tetapi terlihat Do Geum tidak setuju bila Soo jo dengan wanita itu.
Ibu Gab Dol lagi-lagi membuat kesalahan di rumah nyonya Yeo. Ia jatuh di kasur kakek, dan menumpahkan satu gelas jus ke badannya. Kakek yang melihat tertawa tebahak-bahak. Da Hae menemui Cho Rong. Cho Rong meminta agar ibunya tidak usah datang lagi.

Jae Soon memberikan uang kepada Gab Dol. Ia meminta agar Gab Dol tidak menghilangkannya lagi. Gab Dol sangat senang dan berterima kasih atas bantuan Jae Soon.
Gab Soon menunggu Gab Dol di sebuah tempat bersama pemilik apartement. Tetapi Gab Dol tidak kunjung datang. Ternyata di jalan Gab Dol diikuti orang. Gab Dol di pukul hingga jatuh tesungkur. Ia berusaha menjaga uang tersebut agar tidak diambil para pencuri itu.
Baca Juga :
Sinopsis Our Gab Soon Episode 3 Part 1
Komentar
Posting Komentar