Sinopsis Train To Busan Part 1

Note : All Image Credit and Content Copyright-Next Entertainment World




Di sebuah jalan tol mobil pick up biru melintas. Tepat di ujung jalan tol terlihat dua orang petugas yang memakai coverall putih lengkap dengan alat pelindung diri, petugas yang satu bertugas menyemprotkan sesuatu air ke setiap mobil yang lewat dan petugas lainnya mengatur jalur lintas. Mobil pick up biru tadi pun tidak luput dari pembersihan. Supir pick up biru membuka kaca mobil, ia terlihat begitu terganggu dengan adanya pembersihan tadi.

Bapak pick up biru, “Ada apa lagi ini ? Tidak ada lagi kah yang kau kerjakan selain ini?”. Salah satu petugas menjawab hanya sebentar saja penutupan jalur ini, ia meminta supir pick up tadi untuk memutar lewat jalan lain. Supir pick up tidak mau, ia harus melewati jalur tersebut karena ia sudah terlambat untuk mengirimkan paket penting. Supir pick up bersikeras, petugas pun memperbolehkannya lewat.

Di sepanjang perjalanannya supir pick up ngedumel karena kesal. Tiba-tiba handphone supir pick up berdering, ia mencoba meraih handphonenya yang ia taruh di kursi sebelahnya, tetapi tidak sampai dan jatuh. Mobil masih melaju, supir berusaha meraih handphone yang jatuh di bawah dan BRUUUUUK !!! Mobil pick up itu menambrak sesuatu.

Supir itu pun segera memeriksa keluar, mengecek bamper mobilnya dan mendapati di belakang sana seekor rusa terbaring dan berlumuran darah. Karena mengira rusa itu mati, ia meninggalkan begitu saja di jalanan. Tetapi hal yang mengejutkan terjadi rusa tersebut tiba-tiba kejang, terdengar suara tulang yang patah seperti menyatu kembali, mata rusa menjadi putih dan rusa berdiri seperti tidak terjadi apa-apa.

(Kantor)

Seok Woo (Gong Yoo) berbicara via telpon, ia sedang berbicara dengan seseorang yang ia panggil dengan Sunbaenim. Mereka berdua membicarakan tentang data statistik perusahaan yang tidak normal, Seok Woo menyarankan untuk mengambil tindakan secepatnya. Sunbae menyetujui dan menyerahkan semuanya kepada Seok Woo. Muka Seok Woo terlihat terkejut ketika Sunbae melimpahkan semuanya kepada Seok Woo. Seok Woo berusaha tetap tenang dan terpaksa menerimanya.

Ia terlihat kesal, bungkus makanannya ia lempar ke tong sampang. Ia menghubungi seseorang via telpon dan memintanya untuk datang ke ruangannya. Seok Woo melihat berita di layar komputernya. Seok Woo menundukkan kepalanya, terlihat pusing dan tertekan. Tiba lah orang yang diminta Seok Woo datang. Orang itu, “ Ada hal apa direktur?”. Seok Woo, “Amankan semua asset kita di pasar saham ini”. Orang itu terkejut mendengar perintah Seok Woo, ia berfikir terlalu beresiko untuk melakukannya, ia menyarankan untuk mempertahankan asset dan menunggu sampai pasar membaik.

Seok Woo, “Lakukan saja!!”. Melihat Seok Woo yang marah bawahannya tersebut meng-iyakan dan bergegas pergi. Baru ia berbalik Seok Woo memanggilnya lagi, Seok Woo meminta bawahannya tersebut tidak perlu khawatir akan hal ini.

(Parkiran Mobil)

Seok Woo berjalan menuju mobilnya sambil berbicara via telpon dengan ibunya. Ibunya menceritakan jika anak Seok Woo ingin sekali ke busan, ibu meminta agar Seok Woo tidak lagi menunda janji untuk membawa anaknya pergi ke busan. Seok Woo, “Iya aku berjanji kita segera pergi”. Ibu, “Aku rasa tak percaya kata-katamu...”. Seok Woo, “Peganglah kata-kataku ini...”. Tidak ingin bercerita panjang lebar, Seok Woo menyudahi pembicaraan dan menutup telponnya.

(Rumah Seok Woo)

Ibu Seok Woo terlihat sedang membersihkan bahan masakan. Terdengar pintu terbuka, Ibu segera berdiri menyambut Seok Woo yang tiba di rumah. Seok Woo, “Dia sedang apa?”. Ibu, ”heh..dia sedang bermain di kamarnya...”.

Seok Woo jalan menuju kamar anaknya Soo An. Seo Woo membuka pintu kamar anaknya, kamar dalam keadaan gelap. Soo An berada di atas ranjang, menutupi seluruh badannya dengan selimut. Ia terdengar sedang berbicara dengan Ibunya via telpon. Ketika ia sadar keberadaan ayahnya, Soo An segera pamit kepada ibunya, Soo An “Sudah dulu, ayah datang...”.

Seok Woo mengetuk pintu dan menyalakan lampu kamar. Ia menghampiri Soo An. Seo Woo “Soo-An apakah kamu tidak tidur?” Soo An, “Belum,aku tak bisa tidur...”. Untuk menyenangkan anaknya Seok Woo mengatakan bahwa ia sudah berbicara dengan mama Soo An dan berjanji untuk pergi bersama-sama. Seok Woo meminta Soo An untuk bersabar, karena sebelum mereka pergi ada hal yang harus di selesaikan dulu. Soo An yang tadinya bersemangat seketika lemas lagi karena sepertinya ayahnya akan menundanya lagi.

Seok Woo melihat Su An sedih, tiba-tiba ia mengambil sesuatu dan memberikannya kepada Soo An. Seok Woo, “Bukalah... Hadiah ulang tahun mu...”. Soo An menerimanya dengan ekspresi biasa saja, seperti tidak ada yang spesial di hari ulang tahunnya. Ketika Soo An membukanya, Soo An terdiam. Seok Woo, “Kenapa...Kau tidak suka ?”. Soo An melihat ke arah dekat televesinya, ternyata hadiah yang ia dapat hari ini, sama dengan yang ia punya yakni sebuah External DVD. Soo An, “ Bisakah ku tukar hadiah ini ?” Seok Woo, “ Mungkin kita bisa... Apa yang kau inginkan... ?” Soo An, “Busan... Aku dan mama ingin sekali pergi ke sana...Itu saja...”.

Seok Woo meng-Iyakan, tetapi ia meminta sedikit waktu untuk menyelesaikan urusannya. Soo An menolak, memaksa untuk pergi hari besok. Soo An, “ Apakah ayah tidak lelah bekerja terus? Turuti lah keinginanku sekali ini saja...”.

(Kamar Seok Woo)

Seok Woo masuk ke kamar, diikuti oleh ibu. Ibu, “Apa yang dikatakan anak itu ? Apa yang di inginkannya adalah pergi ke Busan ?”. Seok Woo berjalan menuju lemari kemudian menggantungkan jasnya, ia tidak menjawab pertanyaan ibu hanya diam dan membuka leptop. Ibu, “Semenjak perpisahan itu, Dia seakan kehilangan kasih sayang kalian... Rindu akan masa-masa kalian bersama... Tidak ada salahnya kalian bersama lagi...”. Seok Woo, “Ma... Aku tidak ingin membicarakan ini... Biarkan itu menjadi masa lalu...”. Ibu yang mengerti Seok Woo merasa terganggu dengan pembicaraan mereka, pergi dan meninggalkan sebuah handcam di atas ranjang. Ibu, “Jangan terlalu sibuk dengan pekerjaanmu... Terkadang hidup tidak harus di satu sisi... Nikmatilah hidupmu... Ingatlah keluargamu...”.

Seok Woo melihat handcam yang ditinggalkan ibunya, ia mengambil, membukanya, kemudian ada satu video Soo An sedang bernyanyi Ayo Soo-an dengan mata yangsepertinya mencari-cari seseorang, tiba-tiba Soo An berhenti menyanyi. Terdengar suara, menyemangati Soo An untuk tetap bernyanyi, tetapi Soo An tidak melanjutkannya dan hanya terdiam.

(perjalanan menuju Stasiun KTX)

Subuh hari, Seok Woo dan Soo An di perjalanan menuju stasiun. Soo An, “Iya...ma.. Tidak... Ayah mengantarkanku...Iya, sampai bertemu di sana...”. Seok Woo memperhatikan Soo An yang hanya terdiam duduk di sampingnya setelah berbicara dengan ibunya via telpon. Seok Woo,”Hei Soo-an, apa yang ingin ayah lakukan untukmu... ?” Soo An tidak mengerti maksud ayahnya. Seok Woo meminta agar Soo An tidak lagi muram. Soo An meng-Iyakan permintaan ayahnya.

Ketika Seok Woo asik berbicara dengan So An ia tidak memperhatikan di depan, ia hampir kecelakaan menabrak mobil pemadam kebakaran yang melaju kencang. Seok Woo, “Ada apa ini... Mengapa banyak sekali pemadam kebakaran lewat... Dimana kebakaran besar ini terjadi...”.

Soo An melihat keluar mobil, banyak abu berterbangan. ia mengeluarkan tangannya. Soo An dan Seok Woo melihat kearah kanannya, terlihat sebuah apartement pencakar langit terbakar. Seok Woo, “ Semoga tidak banyak memakan korban”. Kemudian ia melanjutkan perjalanannya.

(Stasiun KTX)

Aktifitas Stasiun seperti biasanya stasiun, ramai di datangi para pengguna KTX. Terlihat para staff kereta menyambut kedatangan penumpang di depan pintu masuk gerbong.

Di dalam kereta, staff yang bertugas juga sibuk melayani penumpang. Staff laki-laki, “Tunggu sebentar...Rapikanlah dasimu...”. Staff wanita yang ditegur tersenyum, segera merapikan dasinya.

Para penumpang KTX menggunakan KTX sebagai sarana transportasi umum. Maka dari itu penumpang KTX bermacam – macam mulai dari sebuah kelompok basball, sebuah keluarga keluarga dan masih banyak lagi.

Terlihat Jin Hee (Ahn Soo Hee) masuk ke gerbong yang di penuhi oleh pemain baseball sekolahnya. Hal itu diketahui karena Jin Hee memakai jaket yang sama dengan para pemain basball yang ada disitu.

Semua mata menuju Jin Hee, tetapi hanya Young Guk (Choi Woo Shik) yang melihatnya sekilas. Jin Hee pun berjalan masuk sambil menyapa teman-temannya. Langkahnya berhenti ketika melihat Young Guk, tanpa permisi ia pun langsung duduk di samping Young Guk dan mengganggu Young Guk dengan mengambil Headset yang sedang dipakai Young Guk.

Young Guk, “Hei, jangan merebut punya orang lain...” Jin Hee, “Pelit sekali kau tidak mau berbagi... mungkin jika aku jadi kekasihmu, baru kau mau berbagi?” salah satu teman, “Wow, sangat menggoda sekali...”.

Di lain kursi, ada dua orang perempuan paruh baya duduk bersama. Wanita yang lebih tua, “Apa kau mau ini ?” sambil menyodorkan sebuah telur rebus yang telah dikupas kulitnya. Sang adik, “Aigoo... Jangan terlalu banyak makan telur... Nanti gas di perutmu bau... Makanlah sendiri...”. Sang Adik menolak dan meminta agar unninya yang memakan.

Seok Woo menggandeng Soo An mencari tempat duduk mereka, Seok Woo berjalan sambil berbicara dengan seseorang di telpon. Orang di seberang sana, meminta Seok Woo untuk tidak memikirkan masalah di kantor dan biarkan mereka yang mengurusnya. Soo An menemukan tempat duduk mereka dan kemudian mereka duduk. Seok Woo selesai dengan pembicaraannya. Ia sebentar memerhatikan Soo An yang diam melihat ke arah luar dari jendela.

Kondektur kereta memerhatikan seluruh area sekitar, mengecek apakah masih ada penumpang yang belum naik. Ketika ia melihat ke arah kiri, tanpa ia sadari di sebelah kanannya ada seorang penumpang mencurigakan yang langsung naik kereta. Seorang penumpang wanita yang mencurigakan tadi terlihat tidak mampu untuk berdiri, kondisinya terlihat tidak sehat, kulitnya begitu pucat, ia selalu memegangi kakinya yang terlihat luka karena sebuah gigitan.

Sang Kondektur pun mengisyaratkan kepada staff bahwa sudah tidak ada penumpang yang tertinggal. Staff tersebut mengambil sebuah kunci dan menutup semua pintu kargo kereta KTX. Konduktur tadi berjalan keluar dan melihat sebuah keributan di pintu dekat tangga menuju lantai dua. Entah apa yang terjadi di atas sana, seperti dua orang yang sedang berkelahi.

Kereta pun mulai berjalan, Soo An terdiam melihat ke luar dari jendela kereta. Kereta melewati seorang kondektur, tiba-tiba kondektur tersebut diserang seseorang. Soo An yang melihat terkejut, ia ingin memberitahu ayahnya tapi karena ayahnya tertidur dia takut membangunkannya. Ia terlihat kebingungan dan hanya melihat ayahnya terus sambil memegangi tasnya.

(Di sebuah Toilet)

Penumpang wanita yang mencurigakan tadi, bergumam sendiri. Perempuan itu, “Jangan sampai terjadi... Jangan sampai terjadi... Ku mohon jangan terjadi...”. ia berusaha mengikat kakinya dengan sebuah stocking. Kakinya terlihat seperti bekas di gigit, disekitaran luka berwarna hitam dan kelihatan bercak urat-uratnya keluar. Di menangis sambil menahan sakit.

Soo An sedang melihat-lihat sebuah majalah, ia mengalihkan pandangannya ketika mendengar seorang bapak memanggil staff kereta untuk mengecek toilet. Berdasarkan pengakuan bapak tersebut, di dalam toilet ada penumpang aneh. Dia sudah lama berada di dalam toilet. Penumpang lain pun membenarkan kata bapak itu. Soo An yang tampak penasaran, pergi meninggalkan kursinya.

Staff yang dimintai tolong tadi bergegas ke toilet yang di maksud bapak tadi. Ia mengetuk-ngetuk pintunya, Staff, “Tuan, Tuan, Apakah anda mempunyai tiket?” Tetapi pintu tetap tidak dibuka. Soo An jalan menuju toilet itu. Karena staff tersebut tidak digubris, ia membuka paksa dan ternyata pintunya tidak terkunci. Di dalam terdapat seorang laki-laki dalam kondisi lusuh dan kotor, sepertinya ia seorang gelandangan. Staff, “Tuan anda mempunyai tiket? Jika tidak punya, Anda akan di tahan pihak berwenang...”. Laki-laki itu terlihat ketakutan, ia menggaruk-garuk dinding toilet sambil berkata yang tidak jelas.

Soon An pun juga ikut melihat orang yang ada di dalam toilet tersebut. Bapak yang melaporkan masalah tadi tersadar bahwa ada Soo An disitu. Ia membelai rambut Soo An Hei, bertanya apa yang dilakukan Soo An disini. Soo An, “Ku kira ada zombie yang bersembunyi di sini” Yong Suk (Kim Eui Sung), “Tak ada zombie di zaman modern begini...”. Mendengar perkataan Soo An, gelandangan itu terkejut. Sepertinya setelah melihat kondektur di serang seseorang, Soo An sudah tau ada sesuatu yang tidak beres.

Penumpang wanita yang mencurigakan tadi, berjalan sempoyongan sambil menyeret-nyeret kakinya yang terluka di lorong gerbong. Ia berjalan sampai di pintu yang menghubungkan ke gerbong di depannya, tetapi ia kemudian kejang dan menghantamkan dirinya keras ke dinding kemudian jatuh ke lantai.

Soo An yang ingin ke toilet pindah ke toilet gerbong sebelah. Di gerbong itu ia bertemu Sang Hwa (Ma Dong Seok) yang berdiri depan toilet. Soo An hanya melihatnya sejenak, ia menuju pintu toilet dan ingin mengetuk. Belum sempat ia mengetuk, Sang Hwa menahannya dengan memegang tangan Soo An.

Sang Hwa, “Toilet ? Kau harus tunggu, kalo mau masuk toilet sebelah sana... Dasar anak kecil tak tau diri ini...”. Kemudian dengan lembut Sang Hwa bertanya kepada seseorang di dalam toilet. Tetapi di balas dengan pukulan keras dari dalam. Sang Hwa yang terkejut, meminta maaf dan menyuruh untuk melanjutkan. Sepertinya yang di dalam toilet adalah istri Sang Hwa yaitu Sung Kyung (Jung Yu Mi). Sang Hwa mendorong Soo An untuk segera pergi dari situ.

Seorang staff wanita berjalan sambil memerhatikan sesuatu yang dipegangnya. Ia menemukan penumpang wanita yang mencurigakan tadi tergeletak di lantai. Staff tersebut bertanya keadaannya tetapi tidak ada jawaban. Wanita itu kemudian kejang-kejang. Staff wanita itu panik dan meminta bantuan ke rekannya via talkie walkie.

Seok Woo terbangun karena handphonenya berdering.  Ketika ia hendak mengambil handphonenya ia tersadar Soo An tidak ada di kursinya. Sambil berbicara di telfon, Seok Woo melihat ke depan dan ke belakang mencari Soo An tapi Soo An tidak ada.


Ketika ia mengalihkan pandangannya ke sebuah TV yang tergantung di atas, sedang disiarkan berita kerusuhan yang terjadi di kota. Belum jelas kerusuhan apa yang terjadi. Membuat semua penumpang serius melihat kabar yang disiarkan di TV tersebut.

Dari belakang Rekan staff wanita tersebut bergegas mendatangi tempat staff wanita sambil berkomukasi via talkie walkie. Seok Woo menyudahi telfonnya. Ia pergi mencari Soo An. Semua penumpang masih memerhatikan berita yang ada di TV.

Staff wanita tersebut terus berbicara kepada rekannya. Tiba-tiba talkie walkienya rusak, dia tidak menyadari bahwa wanita yang kejang-kejang tadi bangun dan berubah menjadi zombi. Staff wanita itu membalikkan badannya dan melihat wanita itu dan wanita itu menyerangnya. Staff laki-laki yang mau memberi bantuan melewati Soo An yang berada di depan toilet. Kemudian Soo An masuk dan mengunci pintu toilet.

Di gerbong yang di penuhi pemain baseball terlihat rusuh, mereka saling bermain dan mengganggu teman duduknya. Staff wanita tadi berjalan sambil membawa zombi yang sedang menggigitnya melewati lorong gerbong, seketika itu gerbong menjadi hening karena mereka melihat keanehan itu. staff wanita itu terjatuh ke lantai, zombi itu mengigitnya membabi buta. Semua orang tercengang, Young Guk dan Jin Hee terkejut karena melihat temannya diserang zombi pertama setelah menggigit staff wanita.

Young Guk yang melihat temannya di gigit, melompat keluar dari tempat duduknya untuk menolong. Jin Hee terkejut memerhatikan staff wanita yang tergeletak di lantai, dalam hitungan detik berubah menjadi zombi.

Staf laki-laki yang mau menolong berlari menuju tempat terjadinya keributan, semua penumpang berdiri melihat keributan yang terjadi di gerbong belakang. Semua penumpang dari gerbong belakang berlari. Staff laki-laki itu pun terjatuh karena terdorong penumpang yang berlari ketakutan.

Zombi staff wanita menggigit pelatih baseball, pelatih baseball jatuh tepat dihadapan staff laki-laki tadi. Ia terkejut melihat rekannya menggigit penumpang sampai berdarah-darah. Semua orang yang tergigit dalam hitungan detik berubah menjadi zombi dan menggigiti para penumpang lain. Young Guk berusaha melindungi Jin Hee dengan memukul semua zombi dengan pemukul basenya.

Staff laki-laki itu berlari ke gerbong depan, ia berteriak meminta semua penumpang untuk pergi dari gerbong tersebut menuju gerbong di depannya.

Seok Woo berjalan menyusuri semua toilet. Ketika ia sampai di depan salah satu toilet, ia di tabrak oleh seorang penumpang. Ia mengalihkan pandangannya ke gerbong belakang dan melihat ada yang aneh karena semua orang berkerumun melihati gerbong di ujung. Seok Woo berjalan menuju gerbong itu untuk mengecek, padahal Soo An berada di toilet yang tadi dia datangi.

Soo An yang berada di dalam toilet terkejut mendengar suara teriakan orang-orang. Ia bergegas keluar dan mendapati semua orang berlarian.

Seok Woo tetap berjalan meskipun banyak orang-orang berlarian untuk menyelamatkan nyawanya. Kemudian salah satu penumpang laki-laki lari sambil memegang lehernya yang tergigit, selang beberapa detik ia berubah menjadi zombi. Staff laki-laki tadi sibuk membangunkan penumpang yang tertidur, dari belakang datang zombi staff wanita menggigitnya. Membuat Seok Woo dan penumpang lainnya terkejut setengah mati. Selang beberapa detik, staff laki-laki itu pun jadi zombi. Penumpang dalam gerbong itu pun digigit dan menggigit.


Sangking terkejutnya Seok Woo sampai-sampai ia lupa untuk lari dari situ. Soo An yang melihatnya dari belakang berteriak memanggilnya, seketika itu Seok Woo tersadar dan segera lari membawa Soo An di pelukannya. Soo An dan Seok Woo di kerjar oleh beberapa zombi.

Sung Kyung pun keluar dari toilet sambil marah-marah karena kesulitan BAB. Sang Hwa memintanya sabar sambil mengelus perut istrinya yang sedang mengandung. Tiba-tiba mereka melihat seorang wanita yang berada di pintu gerbong meminta tolong karena di serang oleh seorang lelaki. Sang Hwa dan istri yang tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, bengong. Sung Kyung melihat Seok Woo dan Soo An berdiri di pintu gerbong yang di depannya ada wanita yang digigit itu. ia meminta Sang Hwa untuk mencoba menolong, ia berusaha memisahka lelaki yang menggigit wanita. Zombi lelaki itu berhasil terpisah tetapi malah balik menyerang Sang Hwa. Atas pertolongannya Sang Hwa, Seok Woo dan Soo An bisa lewat dan lari menuju gerbang depan.

Sang Hwa sekeras tenaga memegang leher zombi itu supaya ia tidak tergigit. Sang Hwa & zombi duel, ketika Sang Hwa melihat pintu toilet terbuka ia segera memasukkan zombi itu kedalam toilet. Sang Hwa sekuat tenaga menutup pintu, disaat itu juga wanita yang telah digigit tadi menunjukkan gejala yang sama, yakni kejang-kejang dan mulai kehilangan kendali dirinya.

Sang Hwa memanggil-mangil istrinya tetapi istrinya begitu terkejut dan bengong melihat perubahan wanita itu sehingga ia tidak sadar jika ia di panggil. Sang Hwa, “Sayang? Sung-Kyung! Kamu bisa berjalan sendiri, kan?”. Sung Kyung pun berlari. Sang Hwa menunggu istrinya berlari jauh baru ia melepaskan pintu toilet tersebut dan mengikuti istrinya dari belakang.

Semua gerbong tanpak rusuh karena semua orang ingin menyelamatkan diri. Seok Woo & Soo An sampai di gerbong depan, Seok Woo berjaga-jaga di depan sebuah pintu gerbong menunggu Sung Kyung dan Sang Hwa tiba. Tetapi karena banyak tekanan dari penumpang lain agar Seok Woo cepat menutup pintu tersebut, Seok Woo mau tidak mau menutupnya padahal Sung Kyung & Sang Hwa sedikit lagi sampai. Belum sempat Sung Kyung masuk, Seok Woo menutup pintunya.

Sang Hwa mencoba menghalau bebarapa zombi dengan tinjuannya menunggu sampai istrinya bisa masuk ke gerbong depan. Soo An yang melihat berteriak memberitahu ayahnya bahwa ia mengenal Sang Hwa dan istrinya. Ketika satu zombi jatuh, Sang Hwa secepat mungkin membantu istrinya membuka pintu dan menutupnya. Zombi-zombi itu berkumpul di depan pintu. Semua orang terlihat ketakutan. Sang Hwa berteriak meminta Seok Woo untuk membantunya mengunci pintu. Seok Woo terdiam, ia menganalisis tindakan zombi. Ia mendapatkan bahwa zombi-zombi itu tidak bisa membuka pintunya.

Seok Wo,” Biarkan saja pintunya, Aku pikir mereka tak kan bisa membukanya.. Mereka menyerang karena mereka melihat kita”. Mendengar perkataan Seok Woo, Sung Kyu mengambil sebotol air dan menumpahkannya ke pintu itu, kemudian menutupinya dengan beberapa lembar koran. Apa yang dikatakan Seok Woo memang benar, zombi-zombi yang agresif berubah menjadi tenang setelah mereka tidak bisa melihat para penumpang yang selamat. Semua penumpang bertanya-tanya, sebenarnya apa yang terjadi pada mereka yang berubah menjadi zombi.

Setelah merasa itu aman. Para penumpang yang selamat sedikit merasa lega dan duduk di tempat masing-masing. Seok Woo, “ Soo An, apakah kau baik-baik saja?”. Sang Hwa yang kesal menepuk bahu Seok Woo. Sang Hwa, “Hey sobat. Apa yang kau lakukan tadi? Apakah kamu tidak meminta maaf padaku?”. Seok Woo,”Apa maksudmu?”. Sang Hwa, “ Lihatlah orang ini. Kamu mengunci kami bersama mahluk tadi, bajingan!”. Seok Woo,”Bukan kamu saja yang dalam bahaya!”. Tidak suka dengan jawaban Seok Woo, Sang Hwa mencengkram kerah baju Seok Woo. Ia menariknya dan ingin melemparkannya ke kumpulan zombi-zombi itu. tetapi Sung Kyung menghentikannya karena menurut Sung Kyung hal itu wajar Sok Woo lakukan karena semua orang takut.

Tiba-tiba terdengar pengumuman dari speaker gerbong. Ternyata itu suara masinis kereta KTX. Pengumuman, “Karena situasi kita saat ini, kita tidak akan berhenti di Cheonan. Untuk keselamatan Anda, silahkan duduk di kursi Anda”. Mendengar pengumuman itu semua orang panik. Salah satu penumpang memencet tombol emergency untuk berbicara dengan masinis. Yong Suk, “Halo? Apakah ada seseorang disana?”. Maisnis, “Ya, kami ada di depan”. Yong Suk, “ Apakah kamu tahu apa yang terjadi di sana? Mengapa kita tidak berhenti di Cheonan?”. Masinis, “Ini adalah perintah dari pusat, mohon silakan kembali duduk pak”. Yong Suk marah-marah dan mengatakan itu semua omong kosong dan akan membuat semua orang menggila.


Para penumpang terlihat bingung, tidak bisa melakukan apa-apa selain menunggu pemberhentian selanjutnya. Sang Hwa, “Saya benar-benar minta maaf, bisakah dia mendapatkan tempatmu? Dia sedang hamil. Seorang penumpang wanita, “Silahkan”. Sang Hwa membelai-belai kepala Sung Kyung untuk menenangkannya. Di saat Seok Woo sedang menenangkan anaknya, telponnya berdering. Ternyata dari ibunya. Ibu, “Apakah kamu dalam perjalanan?” Seok Woo, “Ya, kami dalam perjalanan”. Ibu, “Dimana kalian? Mengapa begitu ribut? Apakah kamu dan Soo-an baik baik saja?”


Ibu Seok Woo terdengar seperti orang yang susah bernafas dan susah untu berbicara. Wajah Seok Woo terlihat khawatir dengan ibunya. Seok Woo, “ Apakah ibu terluka?”. Ibu, “Seok-woo, anak ku. Jagalah baik baik Soo An”.


Sepertinya ibu sudah terinfeksi wabah zombi itu. Ibu tidak lagi bersuara.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinopsis The Heirs Eps. 1-Terakhir

Sinopsis You Who Came From the Stars Eps. 1-Terakhir

TRANS TV Tayangkan KDrama That Winter, the Wind Blows